Saturday, July 12, 2014

Opick


Aunur Rofiq Lil Firdaus atau lebih dikenal dengan nama Opick (lahir di Jember, Jawa Timur, 16 Maret 1974; umur 40 tahun) merupakan seorang pencipta lagu dan penyanyi religius beretnis Jawa berkebangsaan Indonesia.

Opick dilahirkan dari pasangan Dra. H. Lilik Sholelah dan Abdul Gofur, di Jember, Jawa Timur, 16 Maret 1974. Walaupun Opick kecil dikenal anak bandel, tetapi dalam hal mempelajari agama, ia termasuk anak yang rajin. Dari kedua orangtuanyalah pendidikan agama lebih banyak diperolehnya. Cucu K.H. Abdul Mukti, seorang kiai yang cukup ternama di daerahnya, ini memiliki jiwa mandiri, percaya diri, dan pikiran ke depan. 

Sebagai anak yang datang dari keluarga sederhana, Opick termasuk anak yang terbiasa menelan kehidupan lingkungan susah sebagaimana umumnya kehidupan di perkampungan.

Kali pertama Opick memahami arti kemandirian, bermula sejak di bangku SD ketika ia harus tinggal di tempat kos agar bisa dekat dengan sekolahnya. Di sinilah sebetulnya jiwa kepemimpinannya tertanam karena segala tindakan dan sikapnya harus diambil sendiri tanpa mengandalkan ibu-bapaknya yang berada jauh dari tempat kosnya. Sikap ini berlanjut hingga di masa remaja. 

Perasaan minder dengan keadaan yang dijalaninya acapkali ditutupi dengan perilaku-perilaku yang berani dan menunjukkan sikap-sikap yang menarik hati teman sebayanya. Opick berani mengambil sikap melawan arus untuk mempertahankan prinsip dan cita-cita yang dipegangnya. Meskipun begitu, ia dapat diterima oleh kawan sebayanya, bahkan dalam beberapa kesempatan, selalu dijadikan pemimpin oleh teman-temannya.

Sejak SMP, Opick sudah memiliki bakat bernyanyi dan mampu memainkan beberapa alat musik, bahkan mendirikan sebuah band. Perjalanan bermusik Opick dijalani dengan panjang. Namun, tekad dan kerja kerasnya terus tertanam untuk bisa mencapai kesuksesan. Ketika memasuki usia dewasa, Opick tetap memegang teguh prinsip hidupnya. 

Berbeda dengan ketika ia kecil, pada masa ini Opick lebih berpikir bagaimana mewujudkan cita-citanya, khususnya dalam berkarier di dunia kesenian (musik dan teater). Setelah tamat SMA, ia memutuskan untuk bisa berdomisili di Jakarta dalam mewujudkan cita-citanya.

Dengan modal rekaman lagu dengan alat yang serba terbatas, ia menawarkan lagu-lagunya. Namun, semuanya sia-sia. Tidak ada label yang menerimanya. Pada 1993, awalnya Opick berdomisili di Jakarta, tepatnya di Gang Sawo, Rawamangun. 

Selain aktif dalam kegiatan warga dan keagamaan serta ramah berbaur dengan lingkungan sekitarnya, Opick ikut kegiatan Komunitas Sawo atau dikenal dengan komunitas teater Bela Studio. Waktu itu, opick sangat bercita-cita bisa bergabung dan aktif di Bengkel Teater yang dipimpin Rendra. 

Kehidupan Opick di Jakarta di masa-masa itu jauh dari kemapanan. Modal di Jakarta adalah sedikit bakat dalam kesenian khususnya dalam hal musik dan ilmu agama secukupnya. 

Namun begitu, di lingkungannya ia dikenal sebagai seorang santri. Hal itulah yang membuat greget dalam dirinya. Dia menyesali betapa ia tidak mendalami agama sejak dari dahulu. Dengan itikad itulah, ia terdorong untuk lebih mendalami agama di Jakarta. Besar di lingkungan santri sedari kecil menjadi modal kuat baginya dalam berinteraksi dengan ilmu agamanya. 

Hidup sendiri di Jakarta, banyak pengalaman yang opick peroleh, khususnya mengenai hakikat hidup. Sebelum sukses, opick memiliki keyakinan apa yang dibuatnya baik akan menuai kebaikan. Dia teguhkan terus keyakinan ini dalam setiap doanya. 

Hingga ia akhirnya meyakini bahwa musik sebagai jalan hidupnya. Pengalaman menarik yang dimiliki Opick ialah kebiasaannya bernyanyi di pinggir jalan, di halte bus depan Arion, Rawamangun, Jakarta setiap habis subuh sampai pukul 7 pagi. 

Kebiasaan aneh ini dijalaninya selama 3 tahun. Alasannya, untuk melatih vokal, mencari inspirasi dari lalu lalangnya kendaraan dan para pengamen, serta meyakinkan diri untuk tetap mempertahankan cita-citanya, yaitu sukses di dunia musik.

Pada tahun 90-an, Opick memulai karier bermusiknya dengan membentuk sebuah band bernama Timor Band yang beraliran cadas, yang personilnya tak lain dan tak bukan sahabatnya di Jember. 

Sayang, album Nyanyian Perjalanan yang dirilisnya menuai protes dari banyak pihak karena liriknya menyinggung banyak orang. Kritikan dan masukan pun datang dari berbagai pihak. 

 

Album "Jejak Langkah" merupakan sebuah album musik dirilis pada tahun 1999 dengan lagu utamanya yang berjudul Yang Terindah. Album ini bergenre Pop Rock, berbeda dengan citra religius yang dimiliki Opick pada album-album berikutnya.


Album "Tak Ada Habisnya" merupakan sebuah album musik dirilis pada tahun 2003 dengan lagu utamanya yang berjudul Kenalilah. Album ini bergenre Pop Rock, berbeda dengan citra religius yang dimiliki Opick pada album-album berikutnya.

Karena tak mau menamatkan karier musiknya, Opick harus berpikir panjang untuk mengubah aliran dan penampilannya dalam bermusik. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya sang rocker mulai hijrah. Sorban dan baju koko jadi pilihan dalam tiap aktivitas penampilannya. 

Opick bisa dibilang satu dari sedikit penyanyi dan komposer lagu yang istiqamah pada karya religi Islami setelah sebelumnya sempat bertarung keberuntungan di jalur musik mainstream rock, tetapi menuai kegagalan. Ternyata, keberuntungan dan keberkahan justru didapatnya di jalur religi. 

Panjang dan berliku. Debut album religi pertamanya, Istighfar, yang digubah pada 2005-an menuai hasil maksimal. Album perdana Opick berhasil meraih dobel platinum dan penjualannya menembus angka satu juta keping. 

Album pertamanya ialah Istighfar dirilis tahun 2005. Sebulan pertama setelah dirilis, album ini mampu mencetak dobel platinum dengan penjualan lebih dari 300 ribu kopi. Dalam album tersebut, Opick memasukkan lagunya yang berjudul Tombo Ati ke dalam album solonya. 

Sebelumnya, Opick memasukkan lagu itu ke dalam album kompilasi Tausiyah Dzikir dan Nasyid. Album Istighfar sukses di pasaran, hingga menembus lebih dari 800 ribu kopi dan mendapat penghargaan lima platinum sekaligus. Karena aktivitasnya dalam lagu Islami, Opick dinobatkan sebagai duta grup musik Islami Nasyid oleh lembaga ANN (lembaga nasyid nusantara).

Tahun 2006 pria yang mengaku pernah memiliki band yang membawakan lagu-lagu rock itu merilis album keduanya berjudul Semesta Bertasbih (2006). Dalam album tersebut terdapat sepuluh lagu, diantaranya Taqwa, Irhamna, Akdir, Teranglah Hati, 25 Nabi, Semesta Bertasbih, Bismillah, Satu Rindu, Buka Mata Buka Hati dan Ya Rasul. 

Bila berbicara soal syair, isi lagu-lagunya adalah refleksi dari pengalaman hidupnya sejak masa kanak-kanak. Pengalaman hidup menjadi insiprasi dalam tiap napas lantunan syair yang diciptakannya. Tak heran, buku perdananya yang diterbitkan pada 2005 itu, merupakan bedahan syair-syairnya yang sedemikian rupa dan dikait-kaitkan dengan tiap kisah dalam hidupnya.

Berlanjut album berikutnya, Ya Rahman (2007), Cahaya Hati (2008), Di Bawah Langit-Mu (2009), dan pada akhir Juli 2010 bersama produser Nadahijrah-Forte Records, Opick meluncurkan album bertajuk Shollu Ala Muhammad. Kehadirannya yang konsisten setiap tahun dengan karya album baru, menjadikan ayah tiga anak ini sebagai ikon penyanyi religi Islami yang dipertimbangkan dalam dunia musik Tanah Air. 

Tak hanya solo, Opick juga sukses membawakan beragam hits dengan sejumlah kawan duet yang lain, seperti Melly Goeslaw untuk lagu Takdir yang terdapat dalam album Semesta Bertasbih, Wafiq Azizah, seorang juara Qariah internasional dalam lagu Ya Rasul, dan Rachel Amanda, pemain sinetron anak yang kini telah remaja. 

Ada pula kolaborasi Opick dengan grup nasyid Pandawa Lima di lagu Teranglah Hati. Bulan Agustus 2006, tak lama setelah meluncurkan album kedua, Opick mengeluarkan buku berjudul "Opick, Oase Spiritual Dalam Senandung".

Dalam hal bermusik, Opick bukan tanpa tim kreatif walaupun tidak secara khusus dimilikinya. Namun paling tidak, Opick telah melakukan terobosan baru dalam kariernya, yaitu menggelar kontes menyanyi lagu-lagu religi yang digelar untuk semua kontestan dari seluruh daerah di Indonesia. Alhasil, pada 2010, beberapa bulan lalu, 18 finalis terjaring dan akan terpilih tiga orang sebagai pemenangnya. Menurutnya, mereka bisa featuring di lagu-lagunya untuk membuat wajah baru di kancah musik religi Indonesia.

Kesuksesannya pun tak hanya di bidang bermusik. Opick juga sukses membintangi beberapa iklan di televisi. “Alhamdulillah, saya sering diminta untuk membintangi beberapa iklan di televisi maupun radio. Kita patut bersyukur ya, berkah dari menyanyikan lagu-lagu religi yang bisa diterima semua kalangan dan mungkin nama saya sudah dikenal bisa juga menjadi bintang iklan,” ungkapnya. 

Untuk mencapai kesuksesan, menurut Opick kita tak perlu muluk-muluk. “Do, go, and flow saja,” katanya. Selama kita yakin akan apa yang kita kerjakan itu baik untuk banyak orang, konsisten, dan banyak berdoa dalam menjalaninya, niscaya tidak sulit mendapatkan hasil dari apa yang diikhtiarkan. Satu hal lagi menurutnya, sabar adalah kunci yang tidak boleh diabaikan. 

Satu kali terlampui dalam bernyanyi, dua tiga dapat kesempatan main di dunia film. Yap. Itulah sang “tombo ati”. Opick telah hadir dalam kancah perfilman layar lebar. Tapi adakah motivasi lain bagi Opick bermain film? Jawabnya, iya banget. Konon, ada kegelisahan dalam dirinya. Antusiasme dalam batinnya adalah dorongan besar mengamini tawaran dalam bermain film. 

Sang penyanyi ini sudah cukup lama menaruh obsesi untuk membuat karya film. Tidak hanya berperan sebagai pemain, dalam filmnya yang berjudul Di Bawah Langit, Opick juga ikut andil dalam mendanai proses pembuatan layar lebar tersebut. Hal ini bisa dibilang tindakan berani sebab tidak semua penyanyi yang mau ambil risiko dalam bidang ini. 

Dalam film perdananya ini. Opick terlibat langsung dalam mengerjakan hampir keseluruhan proses mulai dari menjadi produser, sutradara, penata musik, penulis skenario, hingga pemain sekaligus. Makanya, idealisme Opick amat tegas dalam film ini. 

Salah satunya, ia ingin menampilkan film yang berbeda, yaitu sebuah film yang bisa menjadi alternatif tontonan bagi masyarakat dan bukan sekadar film-film yang nyaris sejenis. Film yang digarap Opick berisi cerita tentang orang-orang pesisir yang termarjinalkan. Intinya, kisah tentang orang-orang yang kalah, tetapi tetap taat beribadah. 

Karya-karya dari Opick
Pasar Malam Di Kepalamu (1999)
Tak Ada Habisnya (2003)
Istighfar (2005)
Semesta Bertasbih (2006)
Ya Rahman (2007)
Cahaya Hati (2008)
Di Bawah Langit Mu (2009)
Shollu Ala Muhammad (2010)
The Best of Opick (2011)
Salam Ya Rosulullah (2012)

Film
Kun Fayakuun (2008)
Di Bawah Langit (2010)





Sumber :
http://id.wikipedia.org
http://kolom-biografi.blogspot.com

Sahabat Sejati - Opick


Sejak tembang Tombo Ati yang populer di tahun 2004, hingga kini Opick selalu menelurkan album religi setiap tahunnya dan mencetak hit. Jelang ramadan ini, Opick kembali menyajikan  karya-karya emasnya lewat album bertajuk "Sahabat Sejati".

PENYANYI, pencipta lagu, dan bintang film, Opick tidak pernah kehilangan ide menciptakan lagu bertemakan religi. Hampir setiap tahun, karya-karyanya mewarnai bulan suci Ramadan.

Niat tulus itulah yang membuat ia tak mau keluar dari jalur musik religi. Album ini terbilang istimewa. Pemilik nama lengkap Aunur Rofiq Lil Firdaus ini melibatkan putri sulungnya, Ghaniya.

Lirik dalam tembang duet Opick-Ghaniya ini berangkat dari pemikiran sederhana seorang gadis cilik tentang arti sahabat sejati. Opick menyempurnakan karya sang putri, kemudian lahirlah tembang  itu dan menjadi judul album.

Opick pun selalu konsisten menunjukkan kteatifitasnya dalam mengemas aneka genre musik. Dalam album ke - 10 ini Opick menujukkan kematangan musikalitasnya. Proses pembuatan album tersebut, Opick membutuhkan waktu enam bulan.

Opick mengemasnya lebih modern. Karya-karya yang religius dan tertuang dalam lantunan lagunya itu pun tidak hanya untuk sekadar mengajak pendengarnya untuk lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta.

Akan tetapi, warna musik dan lirik lagunya pun bertemakan persahabatan. “Memang ini agak berbeda, ini agak modern, ini bisa menjadi warna bukan untuk orang tobat saja, tapi untuk senang-senang bisa, tentang sahabat, cinta semua saya gambarkan lewat liriknya,” kata pria kelahiran Jember, Jawa Timur, 16 Maret 1974 itu.

Namun, disempurnakan olehnya. “Lewat lagu ini kita seperti diingatkan. Oh, ternyata sahabat kita itu bisa jadi ayah, bisa ibu, nenek atau kerabat lainya. Dan lagu ini pun bisa berbicara tentang hubungan orang tua dan anak ataupun lebih luas lagi,” tandas Opick tentang lagu berirama riang itu.

Pemilihan Ghaniya, Putri sulungnya untuk berduet dengannya di album ke 10 ini pun penuh pertimbangan. Selain untuk mengasah bakatnya, Opick merasa putrinya memang sudah siap untuk melanjutkan perjuanganya di belantika musik tanah air.

“Dia (Ghania, Red) sudah lama nyanyi, tapi saya nggak mau langsung terjun sendiri bersolo karir. Dia harus belajar dulu, salah satunya dengan berduet,” katanya. Rupanya pemilihan putrinya sebagai teman duet di album terbarunya tersebut mengisyaratkan bahwa lirik lagunya tidak hanya untuk para dewasa.

Namun, hampir 10 album religinya yang telah dikeluarkanya setiap bulan Ramadan selalu ada satu tembang yang dinyanyikan anak-anak. “Saya punya gambaran, musik cuma pakaian saja, intinya adalah manusianya.

Apa yang disampaikan sebenarnya adalah syairnya. Dan syair itu bukan untuk yang dewasa. Anak-anak pun bisa mencernanya,” jelasnya. 

"Lewat lagu ini kita seperti diingatkan, ternyata bisa saja sahabat kita itu,  ayah, ibu, nenek atau kerabat lainnya. Ini berbicara tentang hubungan orang tua dan anak atau bahkan lebih luas lagi," kata Opick saat peluncuran Album barunya di Supermarket Indomart, di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (27/6).

Opick memang selalu membuat tembang duet, dan lagu-lagu yang diciptakannya sangat familiar dipendengar kanak-kanak. Namun keikutsertaan putrinya bukan semata-mata akan memasung perkembangaan anak-anaknya dengan mengikuti jejaknya. Untuk itulah Opick tetap mengharuskan pendidikan kepada Ghaniya. "Dia (Ghaniya) sekolah kelas 6," katanya.

Sebagai orang tua, ia pun sadar tumbuh kembang serta pendidikan adalah nomor satu yang harus diperoleh setiap anak-anaknya. Meski tanpa disadari, kegiatan sebagai penyanyi yang penuh dengan kegiatan panggung yang hampir tak bisa di prediksi waktunya nantinya akan membuat Ghaniya terlena dan kecapekan.

"kasihan nanti dia nggak punya ruang untuk belajar dan bermain bersama teman-temannya. Karena dunia panggung itu kejam ya. Kasihan dia kalau semua dia ikutin bisa kelenger dia," katanya.

Mengantisipasi itu semua, Opick tak mau menyerahkan manajemen anaknya kepada orang lain.

"Yang pegang manjemen itu istri saya sendiri, jadi dia sekarang tau apa yang menjadi kebutuhan kita. Karena selama ini kehidupan saya kaya bang Toyib jarang dirumah. Akhirnya anak-anak jarang sekolah dan sering kut sama saya. Saya sama Ghaniya itu sangat dekat kemana-mana selalu ikut. Makanya manajemen istri saya yang lebih tahu mengatur jadwalnya," imbuhnya.

Mendapat didikan serta arahan dari orang tuanya, Ghaniya pun sangat Senang. Kedekatan dirinya dengan ayahnya tak membuat dara yang tahun ini masih duduk dibangku Sekolah dasar (SD) itu tetap merasa nyaman berada didekat Opick.

"Senang bisa nyanyi sama ayah," Ghaniya mengungkapkan kalau orang tuanya tak pernah memaksa untuk melakukan keinginannya. seperti halnya berduet dengan Opick.

Tahun ini senandung islami Opick dialunkan lewat album 'Sahabat Sejati'.

Dibuka lewat lagu 'Maha Pemurah', lagu tersebut terdengar klasik di mana warna yang sama disajikan dengan lagu-lagu religi Opick sebelumnya. Memasuki lagu kedua 'Tuhan Beri Kami Cinta' sentuhan lebih berbeda.

Intro awal bernuansa musik gambus seraya membuat para pendengar cukup membuat orang tergoda. Selai itu, suara gitar akustik yang terdengar begitu dominan membuat lagu ini cukup nikmat untuk terus didengarkan.

Selanjutnya, ada track berjudul 'Karenamu' lebih menggali musik penyanyi asal Jember itu lebih dalam. Seperti beberapa lagu yang sukses membuat orang termenung seperti 'Bila Waktu Telah Berakhir' atau judul lainnya seperti coba disajikan di album ini.

'Kembalilah' dipilih menjadi track ke empat, sama hal yang dengan track sebelumnya lagu ini seperti ingin menampilkan kekhasan dari seorang Opick. Kuat dilirik yang penuh makna dan musik mudah dicerna kuping orang awam.

Sempat dipopulerkan dan beredar luar di sekitaran Jawa Tengah hingga Jawa Timur lagu daerah bertema islami 'Lir Ilir' dimasukkan jadi pembeda album ini. Sentuhan dibuat semodern mungkin oleh Opick hingga tak terdengar sebagai lagu lawas.

Nah, memasuki track keenam ada sosok putri Opick, Ghaniya yang sepertinya mencoba melanjutkan tahtanya. Berduet dengan sang ayah, di lagu 'Sahabat Sejati' kedua berkolaborasi dengan merdu dan tak heran lagu ini menjadi jagoan utama album ini.

Kemudian ada 'Sentuh Aku' dan 'Subhanallah - Ingat Ingatlah' mengisi selanjutnya dalam album ini. Lagu terakhir terdengar lebih modern dengan sentuhan biola hingga suling yang mengisi beberapa part dalam lagu ini.

'Ya Muhammad' dan 'Temukan Dirimu' menjadi lagu penutup di album 'Sahabat Sejati'. Lagu terakhir terdengar sedikit sentuhan musik blues yang tetap menjaga kearifan setiap lirik yang disampaikan dalam lagu tersebut.


Berikut daftar lagu di album 'Sahabat Sejati':
1. Maha Pemurah
2. Tuhan Beri Kami Cinta
3. Karenamu
4. Kembalilah
5. Lir Ilir
6. Sahabat Sejati feat Ghaniya
7. Sentuh Aku
8. Subhanallah - Ingat Ingatlah
9. Ya Muhammad
10. Temukan Dirimu


Sumber :
http://www.opicktomboati.com
http://www.indopos.co.id
http://www.harianterbit.com
http://hot.detik.com

Friday, July 11, 2014

Jalan Sudarman, Terpendek di Kota Jember


Dulu saya pernah berpikir, kenapa ya kok di Kota Jember, Jawa Timur nggak ada JL Sudarman No 2? Atau nomor 3, 4, 5, dan seterusnya? Kenapa Jalan Sudarman hanya ada satu yaitu di depan Kantor Pemda, Kabupaten Jember dari ujung ke ujung, yang panjangnya kurang lebih hanya 100 meter itu.

Saat SMP,barulah saya ketahui ternyata jalan tersebut (Jalan Sudarman) diambil dari nama Bupati ketiga Jember era 1943 – 1947. Waktu itu, namanya masih menggunakan ejaan lama, R. Soedarman.

Ketika Belanda melangsungkan Agresi Militer pertama di Indonesia, mereka juga melakukan perombakan terhadap struktur pemerintahan nusantara, khususnya di Jawa bagian timur. Nah, waktu itu Bapak Sudarman tidak mau berkompromi dengan Belanda.

Seolah-olah Pak Darman berkata, sekali merdeka tetap merdeka. Alhasil, pembangkangan ini menyebabkan pihak Belanda gusar. Kemudian pihak Belanda mencopot jabatan Pak Sudarman dan menggantikannya dengan Bupati baru yang dirasa bisa memenuhi kehendak mereka para kolonial Belanda.

Bagaimana nasib Bapak Sudarman? Pada akhirnya beliau dipenjarakan. Saya lupa, dipenjarakan dimana ya beliau? Kalau tidak salah, di sebuah penjara di Sidoarjo (mohon koreksi jika saya salah). Di tahun yang sama, 1947, Bapak Sudarman meninggal dunia, dalam keadaan masih di dalam penjara.

Haripun berlalu. Para pejuang revolusi seperti Dr. Soebandi, Letkol Moch. Sroedji, dan lain-lain di seluruh negeri ini, berhasil mengusir Belanda dan kembali mengibarkan sang saka merah putih dengan jiwa merdeka. Untuk mengenang jasa Bapak Sudarman yang telah berani berkata tidak, nama beliau dijadikan nama jalan di jantung kota kecil Jember.

Itulah sekelumit kisah tentang JL. Sudarman. Bisa dibilang, ini adalah jalan terpendek di Jember. Sebab, sampai hari ini saya masih belum menemukan jalan lain yang lebih pendek dari JL. Sudarman.

Saya tambahi cerita dari salah satu cucunya yang saya kenal di Jakarta, Ibu Ria Azis Basoeki yang menceritakan Eyang Soedarman meninggal sebagai tahanan rumah di Sidoarjo. Sebelum beliau menjadi Bupati Jember, pernah menjadi wedana di Sidoarjo. (Penulis: RZ Hakim, Editor: Asita DK)



sumber : 
http://cintajember.com

Sunday, July 6, 2014

Bandara Notohadinegoro Mendekati Final


Persiapan operasi Bandara Notohadinegoro, Ajung, sudah mendekati final. Selasa (24/6) jajaran Garuda Indonesia melakukan verifikasi akhir ke bandara. Maskapai pelat merah itu menyatakan, Bandara Notohadinegoro sudah siap didarati pesawat. Dengan demikian, waktu pengoperasian bandara tinggal menunggu verifikasi akhir dan penetapan Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub.

Jajaran Garuda yang kemarin meninjau bandara adalah Vice President PT Garuda Indonesia Region III (Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara) Ari Suryanta, Ahmad Nursyirwan, auditor technical expert Garuda Indonesia, serta sejumlah tim teknis.

Tim Garuda kemarin menguji sejumlah peralatan. Mulai pintu masuk, peralatan telekomunikasi, navigasi, listrik (telnavlis), BMKG, hingga ground handling. Sarana lain yang baru selesai dikerjakan di bandara tersebut juga diuji. Yakni,overlayatau penebalan landasan pacu sepanjang 1.560 meter dan pemagaran berkeliling seluas 120 hektare.

Untuk menjajal kondisi landasan pacu, Ari bersama sejumlah rombongan memacu kendaraan di atas landasan pacu itu dengan kecepatan hingga 150 km/jam. 

Ari menyatakan, walau dipacu hingga 150 km/jam, laju kendaraan cukup stabil. Hal itu berbeda sebelum ada overlay, yakni landasan bergelombang dan membahayakan penerbangan. Di sisi ujung landasan, lanjut dia, ditemukan gelombang. Tetapi, dia menilai, tidak ada masalah. Landasan pacu tersebut siap menjadi tempat landing dan takeoff pesawat.

Meski secara umum Bandara Notohadinegoro sudah siap beroperasi, bukan berarti Garuda sudah bisa terbang besok atau lusa. Sebab, yang melakukan verifikasi akhir baru Garuda Indonesia. 

Jika Kemenhub sudah menyatakan layak, Garuda siap beroperasi. Prinsipnya, dengan kondisi terkini bandara, Garuda siap beroperasi kapan pun diminta. Namun, untuk memberi ruang persiapan yang cukup, Garuda baru menjual tiket penerbangan ke masyarakat mulai 15 Juli 2014. Bila bandara bisa beroperasi sebelum 15 Juli pun, Garuda sudah siap.

Pesawat Garuda Indonesia siap menerbangi rute Jember menuju Surabaya dan sebaliknya mulai 16 Juli 2014 dengan menggunakan pesawat jenis ATR 72-600 yang berkapasitas hingga 70 penumpang. "Insya Allah Bandara Notohadinegoro akan beroperasi pada 16 Juli 2014 dan mohon doanya kepada seluruh masyarakat Jember agar dapat berjalan baik dan sukses demi kemajuan Kabupaten Jember ke depan," kata Bupati Jember MZA Djalal di Jember, Rabu (2/7).

Untuk tahap awal, lanjut dia, maskapai Garuda Indonesia hanya melayani satu kali penerbangan dalam sehari, baik rute Jember-Surabaya maupun Surabaya-Jember sambil melihat perkembangan minat masyarakat terhadap transportasi udara. "Sambil melihat pasar, kalau antusias pasar cukup bagus maka bisa jadi jadwal penerbangan akan ditambah dua hingga tiga kali sehari, termasuk rencana penambahan rute ke daerah lain seperti Banyuwangi dan Pulau Bali," paparnya.

Berdasarkan nota kerja sama yang telah disepakati bersama antara Garuda dan Pemkab Jember, maskapai berpelat merah tersebut telah sepakat untuk mengoperasikan pesawat jenis ATR 72-600 dengan kapasitas 70 penumpang. "Beroperasinya Bandara Notohadinegoro dapat memangkas waktu jarak tempuh transportasi darat yang selama ini banyak menjadi kendala dan dikeluhkan para investor dalam mengembangkan usahanya di Jember, sehingga saya berharap pertumbuhan ekonomi dapat meningkat," katanya.

Informasi yang dihimpun di lapangan, rencananya pesawat Garuda yang terbang ke Jember berangkat sekitar pukul 08.30 WIB dari Surabaya dan kembali sesaat setelah tiba di kabupaten yang dikenal sebagai "Kota Tembakau" itu. Garuda menargetkan tempat duduk dapat terisi 70 persen dari jumlah kapasitas 70 tempat duduk seiring dengan menjelang arus mudik dan balik Lebaran 2014, serta untuk menutupi beban operasional pada tahap awal.

Ruang penjualan tiket di bandara yang berada di Kecamatan Ajung tersebut juga sudah tersedia dan terdapat logo maskapai Garuda Indonesia, serta tercantum tarif Jember-Surabaya sebesar Rp275 ribu dan Surabaya-Jember sebesar Rp 350 ribu dengan lama perjalanan sekitar 30 menit.

Kondisi Bandara Notohadinegoro, Jember sepertinya sudah maksimal. Sebab, meski ATR 72-600 milik Garuda Indonesia belum melakukan pendaratan perdana, Rabu (2/7) Cessna Caravan C-208B milik Susi Air sudah nganyari Bandara Notohadinegoro.

Pesawat dengan kode register PK-VVH itu mengangkut rombongan Mahfud MD, ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, yang hendak ke Bondowoso. Secara umum, M. Hagelamin, pilot SusiAir yang berkewarganegaraan Kanada, menilai bahwa kondisi Bandara Notohadinegoro sudah sangat bagus. Pesawat tersebut landing sekitar pukul 10.00.

Hagelamin memuji kondisi Bandara Notohadinegoro Jember. Dia mengakui, untuk bandara yang belum beroperasi secara komersial, kondisinya sudah sangat bagus. 
’’The runway, taxiway, apron and terminal not only good. It’s great! (Landasan, penghubung, parkir pesawat, dan terminal tidak hanya bagus. Ini luar biasa),’’ ujarnya sembari mengacungkan jempol kepada wartawan.

Luas bandara itu, menurut Hagelamin, sudah sangat memadai untuk didarati ATR 72-600. ’’It’s enough for ATR (Ini cukup untuk ATR, Red),’’ ujarnya.

Tetapi, dia mengakui, Bandara Notohadinegoro itu belum memadai untuk didarati pesawat jet. ’’For big plane, it’s too short (untuk pesawat besar, landasan ini terlalu pendek, Red),’’ katanya. Dia mengakui, Bandara Notohadinegoro tersebut cukup bagus. Demikian pula halnya dengan pemandangan di sekitar Bandara Notohadinegoro yang sangat alami.

Tidak hanya memuji fisik bandara, Hagelamin memuji sejumlah peralatan di bandara itu. ’’Communication with terminal control and ATC is good (komunikasi dengan terminal dan ATC bagus, Red),’’ ungkapnya. Karena itu, dia mengacungkan jempol untuk bandara yang belum beroperasi, namun sudah memiliki sarana dan prasana yang lengkap tersebut.

Tetapi, Hagelamin menyatakan, sejumlah pekerja dan masyarakat di sekitar area bandara itu agak mengganggu pilot. Meski demikian, pria yang jatuh cinta dengan masakan Indonesia itu, terutama nasi goreng dan rendang, masih bisa memaklumi hal tersebut karena masih dalam tahap perbaikan. Diharapkan tidak ada lagi orang yang berseliweran saat bandara tersebut benar-benar sudah beroperasi.

Cessna itu kemarin meninggalkan bandara sekitar pukul 14.30 dengan membawa rombongan Mahfud MD ke Surabaya. ’’From Surabaya to Jember, only 30 minutes,’’ ungkapnya. Dia kaget saat ada yang mengatakan bahwa dengan jalur darat dibutuhkan waktu lima jam dari Surabaya ke Jember.

Sampai kemarin, sejumlah pekerja masih berusaha menyelesaikan beberapa pekerjaan kecil. Misalnya, membersihkan rumput dekat landasan dan meratakan tanah yang jauh dari landasan itu. (ram/jum/mas/har/JPNN/c22/any)


Sumber :
http://www.jawapos.com
http://www.republika.co.id
http://www.jpnn.com

Related Posts