Pages
▼
Saturday, May 24, 2014
Nasib Tembakau dan Rokok di Jember
PT HM Sampoerna memutuskan untuk menutup dua dari tujuh pabrik Sigaret Kretek Tangan (SKT) dan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 4.900 karyawannya. Mulai tanggal 31 Mei 2014, PT HM Sampoerna menutup pabrik SKT di Lumajang dan Jember, Jawa Timur.
Keputusan restrukturisasi dilakukan karena terus menurunnya pangsa pasar SKT skala nasional yang menghantam telak pabrik-pabrik rokok dalam negeri, termasuk pabrik sekelas PT HM Sampoerna.
Masih terdapat 33.500 karyawan Sampoerna di mata rantai operasional SKT Sampoerna, termasuk memastikan nasib yang bekerja pada lima pabrik yang tersisa.
Saat ini terjadi perubahan preferensi perokok dari SKT ke produk sigaret kretek mesin. Tekanan lain juga datang dari berbagai instrumen regulasi dalam negeri, seperti cukai, pajak daerah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif.
Selain dari dalam negeri, tekanan lain datang dari luar negeri seperti wacana aksesi FCTC (Framework Convention on Tobacco Control) dan aturan negara lain seperti kemasan polos untuk produk rokok seperti yang telah diterapkan oleh Australia.
Akibatnya, penjualan rokok SKT terus turun secara nasional dalam tiga tahun belakangan, dari 30,4 persen pada tahun 2009 menjadi 23,1 persen pada 2013.
Penurunan volume ini berlanjut hingga kuartal 1 Tahun 2014, yakni sebesar 20-25 persen, yang berdampak langsung pada pabrikan besar seperti Bentoel, Gudang Garam, dan Sampoerna.
Selanjutnya, terhadap nasib ke-4.900 karyawannya yang terkena restrukturisasi, kata Maharani, perusahaan akan memberikan pelatihan kewirausahaan.
Industri rokok kretek tangan diliputi asap hitam. Turunnya minat masyarakat terhadap sigaret kretek tangan (SKT) membuat penjualan ikut merosot. Dampaknya dalam beberapa tahun terakhir, banyak pabrik yang tutup. Tahun ini, hanya tersisa 300 pabrik sigaret kretek tangan (SKT) yang bertahan.
Sebelum Sampoerna, sudah banyak pabrik SKT yang lebih dahulu tutup. Salah satunya adalah Bentoel. Kebanyakan lokasi pabrik yang tutup di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dari sekitar 6.000 pabrik SKT di Indonesia, saat ini tinggal sekitar 300 pabrik.
Telah terjadi pergeseran selera konsumen dari rokok kretek konvensional menjadi rokok kretek mild/ filter. Rokok kretek yang panjang, lama habisnya. Sekarang orang itu sibuk, tidak bisa merokok lama. Berbeda yang dengan rokok filter.
Dua tahun terakhir, produksi rokok kretek tangan Sampoerna bisa mencapai 74 miliar batang. Dalam empat bulan pertama tahun ini, produksi Sampoerna hanya 15 miliar batang. Maka, di akhir tahun ini, produksi rokok kretek tangan Sampoerna hanya 45 miliar batang.
Tahun 2013 lalu, penjualan rokok nasional mencapai 346 miliar batang. Kontribusi dari SKT sebesar 26,07% atau sekitar 90,2 miliar batang. Angka ini turun 4,12% dibandingkan penjualan SKT tahun 2012 sebanyak 94,08 miliar batang.
Di tahun kuda kayu ini, omzet nasional industri rokok ditargetkan bisa naik 3% menjadi 356,38 miliar batang. Hasan memperkirakan, pangsa pasar SKT tahun ini bakal naik 3% menjadi 29% dari total produksi rokok. Artinya, sampai akhir tahun, penjualan SKT ditargetkan mencapai 103,35 miliar batang.
Petani tembakau di Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengaku khawatir harga tembakau akan jeblok pasca-penutupan pabrik PT Sampoerna di Kabupaten Jember.
Ada kekhawatiran pada saat musim panen nanti bahwa para pengepul tembakau akan memainkan harga.
Terlebih lagi menurut dia, penutupan tersebut bersamaan dengan musim tanam tembakau.
Dari hasil pendataan di lapangan, sudah ada sekitar 17% petani di Jember yang mulai menanam tembakau.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung menilai penutupan dua pabrik sigaret kretek tangan (SKT) PT HM Sampoerna sebagai hal wajar. Pasalnya, pasar SKT di Indonesia sudah tidak ada.
CT menegaskan langkah penutupan bukan merupakan bentuk abai pemerintah terhadap industri. Selama suatu industri masih berpeluang berkembang di tanah air, Menko berjanji akan mendorong laju industri tersebut.
Sebagai langkah konkret, CT akan menemui Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) pekan depan untuk pemetaan masalah dan penentuan solusi. CT mengaku fokus menyelesaikan isu jangka pendek mengingat masa jabatannya terhitung cukup singkat, hanya 5 bulan.
Keputusan PT HM Sampoerna menutup pabrik dan memutus kerja dengan ribuan karyawan tersebut dinilai bisa dimaklumi. Sebab, langkah tersebut didasari modernisasi industri. Kalau mesin lebih efisien, kita tidak bisa salahkan perusahaan.
Sumber :
http://industri.kontan.co.id