Saturday, September 28, 2013
Gerak Jalan Tajemtra (Tanggul Jember Tradisional)
Dulu bisa dikatakan hampir setiap kecamatan-kecamatan di Jember mempunyai gerak jalan tradisionalnya sendiri-sendiri. Ada gerak jalan Gubatra (Gumelar - Balung Tradisional). Ada gerak jalan dengan nama unik yaitu Gambangsuling alias Gambirono - Bangsalsari - Sukorejo Keliling. Lalu ada pula gerak jalan yang bernama Watam yang menempuh rute dari pantai wisata Watu Ulo dan berakhir di alun-alun Ambulu. Namun sungguh sayang, gerak jalan tradisional tersebut kini nampaknya telah punah karena jaman.
Gerak jalan yang memiliki kepanjangan Tanggul Jember tradisional ini diadakan sejak tahun 1977. Pesertanya terdiri dari berbagai elemen, mulai dari anak-anak, kaum muda hingga orang tua, mulai dari pelajar hingga pegawai kantoran. Peserta Tajemtra dikategorikan dalam 4 kelompok nomor lomba diantaranya beregu umum putra/putri, beregu pelajar putra/putri, perorangan putra usia 45 tahun keatas dan perorangan putri usia 40 tahun keatas.
Gerak jalan tajemtra atau Tanggul Jember tradisional merupakan even tahunan Kabupaten Jember. Tajemtra berasal dari kata Tanggul dan Jember. Tanggul itu kecamatan yang berada di sisi Barat Jember Kota, kota kecamatan yang ramai dan memiliki alun-alun di pusat kota. Jarak tanggul dan jember berkisar kurang lebih 30 km. Walaupun jaraknya jauh, peserta tetap antusias dalam mengikuti tajemtra.
Tajemtra adalah kegiatan gerak jalan tahunan yang dilaksanakan oleh Pemkab Jember untuk memperingati hari kemerdekaan. Tajemtra selain sudah menjadi budaya di Jember, hadiah yang diberikan oleh panitiapun tidak kecil. Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia Jember, Kamil Gunawan mengatakan bahwa total hadiah yang diperebutkan sebesar 100juta dan piala Mahmudi Cup. Mahmudi adalah nama seorang peserta gerak jalan yang meninggal pada tahun 70an, digunakan nama piala untuk mengenang semangatnya.
Tahun 2013 ini sebanyak 14.715 orang tercatat mengikuti gerak jalan Tanggul Jember Tradisional (Tajemtra), Sabtu (28/9/2013). Gerak jalan tahunan itu dimulai dari Alun-Alun Kecamatan Tanggul dan berakhir di titik nol Jember yakni Alun-Alun Jember.
Jarak yang ditempuh peserta sepanjang 33 kilometer. Acara itu dibuka oleh Bupati Jember MZA Djalal pukul 14.00 WIB.
Gerak jalan itu setiap tahun memang menyedot ribuan peserta. Pesertanya selalu di atas 10 ribu orang. Karena namanya gerak jalan, tidak ada kostum pakem dalam acara itu.
Sebagian besar peserta memilih kostum olahraga seperti kaus dan celana kaus. Namun ada beberapa yang menghias diri se-heboh mungkin.
Ada peserta yang memakai pakaian adat dan membawa ogoh-ogoh, ada juga yang berdandan ala kerbau, ada juga yang bergaya ala punk.
Peserta yang tak kurang dari 15 ribu orang setiap tahunnya ini diberangkatkan secara bergantian mulai jam 13.30 hingga Pukul 17.00 dari alun-alun Tanggul. Biasanya peserta sampai di garis finish mulai dari jam 22.00.
Tajemtra pun memiliki beberapa pos peristirahatan, biasanya Pos peristirahatan ini di gunakan peserta untuk Ishoma. Pos-pos ini terletatak di beberapa kecamatan sepanjang rute perjalanan, ada dua pos utama yang digunakan untuk melakukan pendataan ulang yaitu pos I di Kecamatan Bangsalsari dan pos II di Kecamatan Rambipuji. Selain pos utama, pihak panitia juga menyiapkan 300 pos lainnya.
Jalan propinsi yang menghubungkan Surabaya, Lumajang, Jember, Banyuwangi di tutup total secara bertahap.
Sumber :
http://surabaya.tribunnews.com
http://www.essip.us
http://www.jelajahbudaya.com
Saturday, September 14, 2013
Jember United FC
Tepat saat peringatan hari bersejarah, 10 November 2010: Jember United Football Club berdiri. Klub ini diorientasikan menjadi klub profesional tanpa topangan dana APBD.
Jember United ditangani langsung oleh Sirajuddin, Sekretaris Umum Pengurus PSSI Cabang Jember.
Nama Jember United dipilih karena mudah diingat. Dengan nama 'United', klub ini bisa menjadi ikon baru di Jember. United artinya bersatu, jadi tujuannya adalah menyatukan seluruh komponen sepakbola di Jember.
Tujuan tidak menggunakan nama Persatuan Sepakbola Indonesia Djember (Persid) adalah agar tidak terjadi miskomunikasi dengan pengurus Persid.
Soal pendanaan Jember United tak akan bergantung pada APBD.
Sumber : beritajatim.com
Friday, September 6, 2013
Pawai Cikar di Watu Ulo
Pengunjung Pantai Watu Ulo Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu mendapat suguhan pawai cikar atau pegon di H+7 Lebaran, Kamis (15/8/2013).
84 Cikar dari Kecamatan Ambulu dan Wuluhan berarakan dari Balai Desa Sumberejo menuju Pantai Watu Ulo. Setiba di pantai Laut Selatan, peserta pawai menggelar tikar kemudian menyantap ketupat bersama seluruh keluarga.
Cikar dipercantik sejumlah ornamen. Ada yang memakai janur, ada juga yang dihias memakai sejumlah payung khas Bali. "Pokoknya dipercantik. Sejak pagi, usai subuh kami sudah bersiap," ujar Slamet, pemilik cikar dari Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu.
“Kali ini pengikutnya berkurang karena persiapannya yang begitu mendadak, membuat sosialisasi kurang,” kata Sutiyono, anggota Paguyuban Cikar Margo Rukun, Sumberejo, Ambulu.
Sumber : http://surabaya.tribunnews.com
Subscribe to:
Posts (Atom)
Related Posts
-
Dulu sewaktu aku duduk di bangku Sekolah Dasar, sekitar tahun 1990-an, saat pelajaran kesenian terutama saat pelajaran menyanyi, selain l...
-
Lokasi kota Jember di timur propinsi Jawa Timur Layout Peta kota Jember Kecamatan dari kota Jember
-
Stadion Notohadinegoro adalah stadion sepakbola kebanggaan warga Jember. Sewaktu aku duduk di bangku SD, stadion ini tempat olahraga. ...
-
Istilah Jenis Kendaraan di Masyarakat Istilah-istilah yang dibahas dalam artikel ini adalah istilah untuk menyebut jenis kendaraan yang be...
-
BUPATI JEMBER YANG BERNAMA SUDARMAN Jalan Sudarman di Alun-alun Kota Jember merupakan jalan terpendek di Jember dengan hanya memiliki s...