(Y. Setiyo Hadi)
“Ruang Gelap”
Periode abad ke-18 M (tahun 1700 sampai 1799 Masehi) dianggap sebagai “ruang gelap” dalam sejarah / masa lalu bagi wilayah yang sekarang disebut Kabupaten Jember. Kabupaten Jember sebagai kota bersamaan dengan didirikannya perkebunan oleh George Birnie pada tahun 1859, demikian pandangan pada umumya.
Periode berdirinya perkebunan tersebut, sebenarnya, merupakan hasil dari “proses sejarah” yang terjadi pada periode sebelumnya, yaitu periode abad ke-18 M (antara tahun 1700 sampai 1799). Bagi sejarawan Jember belum banyak (untuk tidak mengadakan tidak ada sama sekali) yang mendeskripsikan dan menulis periode ini bagi sejarah wilayah Kabupaten Jember.
Hal yang menjadi penghalang, alasan sejarawan untuk tidak untuk tidak mengungkapkan periode “ruang gelap” ini adalah sumber yang terbatas. Kendala utama dalam bahasa, karena “ruang gelap” ini banyak berasal dari sumber-sumber tertulis dalam bahasa Beland. Hal yang penting sekali adalah niat dan kemauan untuk “menerangi ruang gelap” tersebut sehingga menjadi terang dan jelas isi dari ruangan periode antara tahun tahun 1700 – 1799 Masehi (Abad Ke-18 Masehi).
Jember Bagian dari Blambangan Barat = Poeger
Dari catatan J. Hageman Jzc memperlihatkan pembagian wilayah di Jawa Bagian Timur pada tahun 1770 dibagi menjadi 31 regenten (setingkat kabupaten). Bagian Ujung Timur Jawa (Java Oosthoek) sendiri terdapat dua wilayah, yaitu Oost Blambangan (Banjoewangi) / Blambangan Timur dan West Blambangan (Blambangan Barat).
Informasi di atas terdapat dalam catatan J. Hageman JCz dalam artikel “Geschied- En Aardrijkskundig Overzigt van Java Op Het Einde Der Achttiende Eeuw” yang dimuat dalam Tijdschrift voor Indische Taal-, Land En Volkenkunde, (Batavia, Lange & Co., 1860) halaman 261 – 334). Keterangan Hageman menjelas West Blambangan atau Blambangan Barat terdiri dari Lamadjang dan Banger (Probolinggo), Djember dan Adirogo, Pradjekan, Sentong, dan Sabrang (hal. 165).
Berdasarkan keterangan C.J. Bosch, bahwa tahun 1757 Regentchap Poeger meliputi wilaah Poeger, Djember, Sentong dan Pradjekan. Keterangan ini diperoleh dari tulisan C.J. Bosch yang berjudul “Aanteekeningen Over De Afdeeling Bondowoso (Residentie Bezoeki)” dalam Tijdschrift voor Indische Taal-, Land En Volkenkunde, (Batavia, Lange & Co., 1857), hal 469 – 494.
Selanjut setelah tahun 1757 M akibat skandal politi terjadi kekosongan kekuasan yang mengakibatkan wilayah-wilayah Poeger, Djember, Sentong dan Pradjekan memisahkan diri masing-masing. Kemudian masing-masing wilayah ini menjadi distrik yang terpisah yang dipimpin oleh seorang bekel di masing-masing wilayah tersebut. Dan setiap bekel di Poeger, Djember, Sentong dan Pradjekan membawahi beberapa koewoe (kepala desa).
Keterangan di atas memperlihatkan bahwa nama Djember telah ada pada tahun 1757 Masehi. Sejak kapan dan bagaimana asal usul nama Djember masih diperdebatkan oleh banyak kalangan. (Y. Setiyo Hadi, 26072013)
Sumber : http://kencongnews.com/
No comments:
Post a Comment