Hindari Kepunahan, Para Pelaku Seni Gelar Kesenian Jaran Kencak
Jember memiliki seni tradisional yang dikenal sebagai "Jaran Kencak" atau "Kuda Menari". Tarian ini dibawakan saat digelar satu pesta besar.
Kuda Menari adalah sebuah tarian yang unik yang dapat ditemukan di Jember. Saat ini, seni kuda menari tidak hanya digunakan untuk pesta-pesta tetapi juga untuk karnaval dan festival. Dengan kata lain, seni kuda menari telah menjadi obyek wisata di Jember.
Salah satu warisan budaya dan seni di masyarakat Jember adalah jaran kencak (kuda menari). Bagi masyarakat desa Jember bagian selatan mempunyai kegemaran bilamana mempunyai hajat akan menggelar jaran kencak untuk menghibur para tamu yang diundang. Kuda atau jaran kencak (bhs Jawa) yang dipakai bukan sembarang kuda, namun kuda jenis ini adalah kuda yang senang menari dengan mengikuti irama musik tradisional yang ditabuh oleh pengiringnya. Untuk melengkapi keunikan dan lebih menarik maka kudakuda itu dihias sedemikian rupa.
Ciri unik kuda kencak ini adalah pertunjukan atraksi kuda, seperti kuda yang bisa berdiri dan atraksi menarik lainnya. Kuda-kuda ini dihias dengan pernak pernik berwarna menambah kemeriahan acara.
Dalam memperingati hari jadi kota Lumajang ke 758 yang lalu, panitia festival kuda kencak mendatangkan sekitar 200 ekor kuda untuk mengikuti festival.
Acara yang disaksikan ribuan masyarakat Lumajang ini diawali dengan pertunjukan tarian “jaran slining” atau tarian kuda buatan. Puluhan peserta mengenakan akesesoris khusus menari mengikuti irama dari pemusik. Selanjutnya diikuti ratusan peserta festival kuda kencak se- lumajang
Ketua Paguyuban kuda kencak, A’ak Abdullah Kudus mengatakan tujuan digelarnya festival ini untuk membangkitkan seni kuda kencak yang hampir punah di Lumajang karena kesenian ini asli dari lumajang
Dalam kesenian ‘jaran kencak’, kuda-kuda yang sudah terlatih ini sedang menunjukkan tariannya. (huda/wartajember)Dalam kesenian ‘jaran kencak’, kuda-kuda yang sudah terlatih ini sedang menunjukkan tariannya. Jaran kencak atau kuda yang bisa berjoget merupakan sebuah kesenian dan hiburan yang unik, yang berkembang di masyarakat. Seiring perkembangan jaman, kesenian ini sudah hampir punah. Untuk mempertahankan dan membangkitkan kembali minat generasi pada kesenian itu, para pelaku seni Desa Sukorejo, Kecamatan Bangsalsari, kemarin (19/8/13) menggelar seni jaran kencak tersebut.
Puluhan warga, dengan membawa serta buah hati masing-masing berbondong-bondong menyaksikan kesenian unik Jaran Kencak yang digelar di pelataran rumah Mualimin, di Desa Sukorejo, Kecamatan Bangsalsari, Jember. “Ini merupakan pertunjukan langka. Dulu sering ada. Namun beberapa tahun terakhir, pertunjukan seperti ini jarang kita jumpai,” kata Rido’i, salah seorang warga Sukorejo.
Dijelaskan, dirinya mengajak buah hatinya untuk melihat langsung agar buah hatinya bisa tahu dan kenal dengan kesenian yang sudah turun temurun tersebut. Karena menurutnya, anak jaman sekarang sangat jarang yang tahu dan kenal dengan kesenian tradisional.
“Ayo nari,” perintah sang pemilik kuda mengawali gelaran atraksi kuda-kuda yang bisa berjoget. Berbagai akseksoris yang membuat suasana semakin meriah juga terpasang di tubuh sang kuda. Warga pun semakin larut dalam jogetan kuda-kuda kencak.
Supa’at warga Balung, Jember, salah satu pemilik kuda kencak menjelaskan jika seni jaran kencak merupakan kesenian dari leluhur yang harus dipertahankan. Namun, perkembangan jaman membuat kesenian yang sudah digelutinya sejak kecil ini hampir punah.
Agar terkesan tidak monoton dan penonton menjadi bosan, Supa’at mengubah penampilan kuda dan alur penampilannya menjadi lebih menarik. “Saya beri modifikasi akseksoris seperti pakaian dan tanduk, agar lebih kelihatan menarik dan disenangi,” terangnya.
Selebihnya, Supa’at berharap pada pemerintah agar tergugah hingga memberi perhatian lebih pada komunitas seni, terutama jaran kencak. Dengan begitu, akan memancing minat generasi muda untuk menyukai kesenian tersebut. “Selama ini, saya menilai, perhatian dari pemerintah Jember sangat sedikit dalam bidang seni, terutama pada seni jaran kencak. Kedepan, saya berharap pemerintah lebih perhatian lagi pada kesenian ini,” terang bapak dua anak ini.
Sumber :
http://jembertourism.com
http://wartajember.com
http://www.jtvjember.net
http://www.eastjava.com
Tuesday, November 18, 2014
Subscribe to:
Posts (Atom)
Related Posts
-
Dulu sewaktu aku duduk di bangku Sekolah Dasar, sekitar tahun 1990-an, saat pelajaran kesenian terutama saat pelajaran menyanyi, selain l...
-
Lokasi kota Jember di timur propinsi Jawa Timur Layout Peta kota Jember Kecamatan dari kota Jember
-
Stadion Notohadinegoro adalah stadion sepakbola kebanggaan warga Jember. Sewaktu aku duduk di bangku SD, stadion ini tempat olahraga. ...
-
Istilah Jenis Kendaraan di Masyarakat Istilah-istilah yang dibahas dalam artikel ini adalah istilah untuk menyebut jenis kendaraan yang be...
-
BUPATI JEMBER YANG BERNAMA SUDARMAN Jalan Sudarman di Alun-alun Kota Jember merupakan jalan terpendek di Jember dengan hanya memiliki s...