Ayu Sutarto, Prof .Dr. MA., lahir di Pacitan pada tanggal 21 September 1949, adalah dosen Fakultas Sastra Universitas Jember. SD, SMP, dan SMA Negeri diselesaikan di kota kelahirannya. Tahun 1993 memperoleh beasiswa ILDEP untuk belajar riset di Universitas Leiden, Belanda, sambil mengajar bahasa Jawa di Universitas tersebut.
Tahun 1997 berhasil menyelesaikan program doktornya di Universitas Indonesia, Jakarta, dengan predikat cum laude. Pada tahun ini pula hasil penelitiannya tentang orang Tengger menyabet Juara Pertama Pemilihan Naskah Bidang Humaniora 1997 yang diselanggarakan oleh PT. Balai Pustaka Jakarta.
Karya-karya tulisnya yang telah diterbitkan antara lain:
The Legends of Madura (1985),
Queen Kilisuci,
the Story of Reog (1986),
Memperkaya Kosa Kata Bahasa Inggris Bisnis (Sebuah Adaptasi dari Build Your Business Vocabulary by John Flower) (1994),
Efektif dan Efesien dalam Rapat Berbahasa Inggris (Sebuah adaptasi dari Language of Meeting by Malcolm Goodale) (1995).
Legenda Ksada dan Karo Orang Tengger Lumajang (1997),
Di Balik Mitos Gunung Bromo (2001),
Menjinakkan Globlalisasi (2002),
Menguak Pergumulan antara Seni, Politik, Islam, dan Indonesia (2004),
Menjadi NU Menjadi Indonesia (2006),
Saya Orang Tengger Saya Punya Agama (2007),
Pemetaan Kebudayaan di Provinsi Jawa Timur: Sebuah Upaya Pencarian Nilai-Nilai Positif (editor)(2008),
Kamus Budaya dan Religi Tengger (2008),
Mulut Bersambut: Sastra Lisan dan Folklor Lisan Sebagai Instrument Politik pada Era Soekarno dan Soeharto (2009),
Adinda, Kulihat Beribu-ribu Cahaya di Matamu (2009),
Perjalanan Hati Seorang Lelaki (2009),
Kamus Budaya dan Religi Using (2010), dan Indonesia di Mata Seorang Kiai NU (2010).
Ia bergiat di berbagai organisasi profesi dan LSM. Tugas-tugas ke luar negeri yang pernah di emban antara lain,
delegasi Indonesia dalam Sidang ASEAN COCI on Publication on ASEAN Traditional Festivals di Hanoi, Vietnam (1998 dan 2000),
delegasi Indonesia dalam Sidang Mastera dan Seminar Antarabangsa Kesustraan Asia Tenggara di Kuala Lumpur, Malaysia (2001, 2007, dan 2009),
delegasi Indonesia dalam Prepatory Meeting the ASEAN Cultural Heritage Documentaries (Phase III) Water: A Unifying Force in ASEAN di Manila, Philippines (2007),
delegasi Indonesia dalam Sidang ke-13 dan Seminar Majlis Sastera Asia Tenggara (Mastera) di Jakarta (2008),
delegasi Indonesia dalam The Third ASEM Culture Ministers Meeting di Kuala Lumpur, Malaysia (2008),
delegasi Indonesia dalam Sidang Mastera ke-14 di Brunei Darussalam (2008),
delegasi Indonesia dalam “Humour in ASEAN” International Conference di Thailand (2010),
delegasi Indonesia dalam Seminar, Bengkel, dan Festival Pantun MASTERA di Brunei Darussalam (2010). Ia juga pernah aktif sebagai pembicara seminar baik di dalam maupun luar negeri.
Budayawan Jember Ayu Sutarto Wafat
Budayawan yang juga guru besar Universitas Jember, Jawa Timur, Prof Ayu Sutarto wafat dalam usia 66 tahun di Rumah Sakit Jember Klinik karena sakit stroke, Selasa (1/3) sekitar pukul 07.00 WIB.
Anggota Majelis Sastra Asia Tenggara dan penulis buku Kamus Budaya-Religi Tengger tersebut akan dimakamkan pada pukul 15.00 WIB di pemakaman umum dekat rumah duka, Jalan Sumatra, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember.
Ayu Sutarto menghembuskan napas terakhir setelah dirawat dalam kondisi koma karena serangan stroke di Rumah Sakit Jember Klinik sejak 14 Desember 2015. Ayu Sutarto lahir di Pacitan, 21 September 1949. Ia adalah dosen di Fakultas Sastra Universitas Jember dan menjadi peneliti folklore.
Program doktornya diselesaikan di Universitas Indonesia pada 1997. Tahun itu pula, penelitiannya tentang orang Suku Tengger menjadi juara pemilihan naskah bidang humaniora yang digelar PT Balai Pustaka Jakarta.
Sutarto beberapa kali menjadi delegasi Indonesia dalam konferensi sastra internasional. Di akhir hayatnya, ia mendirikan kelompok belajar dan bermain Untukmu Si Kecil di tepi Sungai Bedadung. Di sana, ia mengajarkan hal-hal yang dilupakan banyak orang, termasuk permainan anak tradisional.
Budayawan dan Guru Besar Universitas Jember Prof DR Ayu Sutarto Meninggal Dunia
Innalillahi wa inna ilaihi roji'un...Budayawan Prof DR Ayu Sutarto MA Meninggal dunia karena sakit stroke, Selasa (1/3/2016). Guru besar Universitas Jember itu meninggal dunia dalam usia 66 tahun di RS Jember Klinik pukul 07.00 wib.
Prof. DR. Ayu Sutarto lebih dari sebulan terakhir dirawat di rumah sakit. Pertengahan Januari lalu, stroke menyerangnya ketika shalat subuh. Ia kemudian dilarikan ke rumah sakit itu sampai meninggal dunia pagi tadi. Jenazah penulis sejumlah buku itu akan dimakamkan pukul 15.00 wib di pemakaman dekat rumah duka Jalan Sumatra Kecamatan Sumbersari, Jember, Jawa Timur.
Merintis Guru Besar dari Bantaran Kali Bedadung
Ayu Sutarto dikenal sebagai pakar cultural studies yang acap mengisi berbagai forum kebudayaan dan wisata di seantero Indonesia dan luar negeri. Selasa (29/4) lalu dirinya dikukuhkan sebagai guru besar Universitas Jember (Unej). Gelar guru besar itu diretasnya dari bantaran Kali Bedadung.
Dengan kepakarannya di bidang studi kebudayaan, Ayu telah keliling Indonesia dan 12 negara untuk menjadi delegasi atau pembicara dalam forum-forum kebudayaan. Sejumlah negara Eropa juga telah disinggahinya.
Di tengah kesibukannya mengajar dan menjadi pembicara dalam berbagai forum budaya di Indonesia dan mancanegara, Ayu tak lupa dengan tanggung jawab sosialnya. Sejak 10 tahun lalu, dia mendirikan Yayasan Untukmu Si Kecil.
Nama yayasannya yang terdengar unik itu, ternyata memiliki makna mendalam. Ayu sempat berkata bahwa dirinya menjadi guru besar seteloah menjadi guru kecil. Yakni, menjadi guru kecil bagi orang kecil, orang bermasa depan kecil, berpenghasilan kecil, berharapan kecil, dan berezeki kecil.
Gedung yayasan yang terletak persis di bibir bantaran Kali Bedadung itu memang menjadi arena bermain dan taman baca bagi anak-anak. Di dalamnya banyak meja panjang kecil dan sebuah white board. Buku-buku juga terhampar di beberapa rak.
Untuk operasional yayasannya, Ayu mengaku membiayainya dengan menyisihkan 2,5 persen honor yang diterima ketika diundang ke berbagai forum kebudayaan.
Dengan segala kelebihan dan kepeduliannya, Ayu tetaplah orang yang bersahaja. Kemana-mana selalu naik motor yang tak lagi baru. Tak jarang pula Ayu pergi ke kampus dengan ngonthel sepeda. “Bukan kampanye hemat energi, tapi karena saya memang benar-benar tak punya mobil. Dan saya tak malu ngonthel sepeda,” tuturnya sembari terkekeh.
sumber :
http://ayusutarto.com/
http://sastra.unej.ac.id/profil-prof-dr-sutarto-m-a/
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/16/03/01/o3cgzs384-budayawan-jember-ayu-sutarto-wafat
http://surabaya.tribunnews.com/2016/03/01/budayawan-dan-guru-besar-universitas-jember-prof-dr-ayu-sutarto-meninggal-dunia
http://setajampena.blogspot.co.id/2008/05/merintis-guru-besar-dari-bantaran-kali.html