Sunday, November 10, 2019

Keliling Pantai Bersama Tamasya Bus Kota Jember

Minggu, 2 Desember 2018 08:45


Berwisata menikmati Kabupaten Jember dari atas bus kota? Sensasi ini bisa anda temukan dengan Tamasya Bus Kota (TBK) Jember. Wisatawan bisa berkeliling sambil menikmati suasana Jember dari dalam bus kota.

Tentunya tidak hanya dari dalam bus kota saja, saat tiba di lokasi tujuan, wisatawan diajak menikmati keindahan alam Jember, juga kuliber, dan kehidupan warganya. TBK diluncurkan setahun lalu, tepatnya 25 November 2017. Satu tahun berlalu, TBK telah mengantarkan lebih dari 10 ribu wisatawan ke aneka rute TBK.

Rute wisata yang ditawarkan TBK adalah Payangan-Watu Ulo, Puger, Sunset Dinner, durian, Jember Heritage Walking Tour, Jember Islamic Track, juga Petualangan Lin Kuning.

Untuk rute Payangan-Watu Ulo, Sunset Dinner, Puger, dan rute durian, wisatawan akan diangkut memakai bus kota milik Damri dalam kawasan Jember Kota.

Surya.co.id mengikuti rute TBK saat melayani rute Jember-Payangan, pada 25 November 2018 lalu. Ketika itu, TBK sekaligus meluncurkan program TBK Ramah Lansia.

Mengikuti rute Jember Kota-Payangan berarti harus siap bangun pagi. Karena pukul 06.00 WIB, wisatawan harus sudah siap dan berkumpul di titik pertemuan. Titik pertemuan berdasarkan kesepakatan para wisatawan.

Sekitar pukul 07.00 WIB, bus kota sudah berangkat. Para tour leader TBK siap menemani para wisatawan.

Bus tidak melaju kencang selayaknya bus umum. Membutuhkan waktu sekitar satu jam dari Jember Kota sampai ke Payangan.

Selama di perjalanan, wisatawan dibebaskan untuk saling menghibur diri dengan bernyanyi atau saling bercerita. Sopir bus Damri yang handal siap sedia mengantarkan wisatawan.

Pantai Payangan

Dermaga Pantai Payangan Jember
Dermaga Pantai Payangan Jember (surya/sri wahyunik)
Titik turun wisatawan untuk rute Payangan adalah Payangan Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu, Jember. Wisatawan diajak berwisata ke tempat pengasapan ikan dan pemindangan ikan.

Wisatawan bisa melihat langsung proses pengasapan ikan yang dilakukan oleh ibu-ibu Payangan. Wisatawan juga bisa membeli ikan segar yang masih hangat usai diasapi.

Jika wisatawan dari kalangan usia produktif, maka wisatawan diajak berjalan kaki menuju lokasi pengasapan ikan dan pemindangan.

Namun karena berbarengan dengan TBK Ramah Lansia maka wisatawan diberi fasilitas naik kereta kelinci ke lokasi pengasapan ikan dan dilanjutkan dengan ke dermaga Payangan.

"Kita tidak bisa ke pemindangan ikan karena sedang tidak musim ikan. Kalau lagi musim ikan, pasti lengkap diajak ke lokasi pemindangan dan pengasapan ikan," kata Hasti Utami, pendiri TBK.

Salah satu pengasap ikan adalah Ny Manise (50). Perempuan dua anak itu sudah 30an tahun menjadi pengasap ikan. Setiap hari dia mengasapi ikan di rumahnya, dan menjualnya ke pasar desa dan pasar kecamatan.

"Semenjak ada wisatawan, saya mengasapi di pinggir jalan ini supaya wisatawan bisa melihat langsung. Kehadiran wisatawan juga menambah penghasilan saya," kata Manise.

Satu kali rombongan datang, seperti rombongan TBK itu, Manise bisa mendapatkan tambahan pemasukan antara Rp 200.000 sampai Rp 300.000. Ikan asapnya juga selalu laris manis diborong wisatawan.

"Yang paling laris adalah ikan pari. Ikan asap kami juga segar karena memang berrasal dari ikan segar yang baru mendarat dari laut. Saya mengasapinya juga dengan bonggol jagung supaya lebih harum," imbuhnya.

Setelah memborong ikan asap di ibu-ibu Payangan, wisatawan diajak ke dermaga Payangan oleh guide rute Payangan, Haryadi.

Haryadi menceritakan kisah tentang asal usul Payangan dan Watu Ulo. Haryadi juga mengisahkan tentang kehidupan nelayan, seperti perahu, aneka alat tangkap yang dipakai, juga kapan waktu nelayan pergi dan datang melaut.

Dari dermaga Payangan, wisatawan diajak menikmati Pantai Payangan. Di pantai itu, wisatawan disuguhi keindahan pantai selatan, karang, dan bukit-bukit pemecah ombak alami di kawasan tersebut.

Pantai Tengah

Menikmati makan dan suasana Pantai Tengah Jember
Menikmati makan dan suasana Pantai Tengah Jember (surya/sri wahyunik)
Setelah puas bermain air, wisatawan diangkut kembali memakai bus kota, kali ini menuju Pantai Tengah.

Pantai Tengah berada di antara Pantai Payangan dan Pantai Watu Ulo.

Wisatawan menikmati makan siang di pantai tersebut. Kedai makan Cak Sukri sudah menyiapkan aneka olahan hasil laut, seperti lobster, sate gurita, sup rumput laut, juga ikan bakar.

Wisatawan bisa makan sambil menikmati ombak laut selatan. Tidak ada pembatas pemandangan itu. Makan di Pantai Tengah seakan makan di tepi Pantai Jimbaran Bali.

"Di tempat ini pula, rute Sunset Dinner. Wisatawan berangkat siang dari kota, dan menikmati sunset dan makan di tempat ini. Pemandangan matahari tenggelamnya sangat indah," terang Hasti Utami, pendiri TBK.

Hasti menuturkan, TBK merupakan kegiatan social tourism di Jember. TBK melakukan tiga hal sekaligus yakni pariwisata, edukasi, dan pemberdayaan.

"Kami mengenalkan pariwisata Jember yang sangat luar biasa jika dikemas baik. Juga edukasi kepada masyarakat, dan warga pelaku wisata, juga pemberdayaan kepada warga yang kami kunjungi," terang Hasti.

Dan khusus satu tahun usia TBK, kata Hasti, TBK menghadiahkan TBK Ramah Lansia kepada senior citizens atau Lansia. Para Lansia bisa ikut berpiknik di tengah usia Lansia mereka.

"Karena kami menghadirkan wisata yang ramah bagi Lansia. Ini juga bentuk penghormatan kepada senior citizens yang berjasa kepada kami anak-anak mereka," pungkas Hasti.


Sumber :
https://www.prosalinaradio.com/2017/12/11/anak-anak-muda-penggagas-tamasya-bus-kota-kebanjiran-wisatawan/
https://surabaya.tribunnews.com/2018/12/02/keliling-pantai-bersama-tamasya-bus-kota-jember?page=all.

No comments:

Post a Comment

Related Posts