Tuesday, December 31, 2013

Bunga Egoistis


Bunga Dwi Ratnawati adalah perempuan asli desa Sumberagung, kecamatan Sumberbaru, Jember. Dia mulai ngetop di Jerman sebagai penyanyi bareng suaminya Marco Kunert yang asli dari Jerman.

Bunga kecil mengawali sekolah di SDN 1 Sumberagung, lalu melanjutkan sekolah di SMP Muhamadiyah 5 Sumberagung. Setelah itu melanjutkan sekolah di SMA Muhamadiyah 3 Jember.

Setelah lulus pada tahun 1999, Bunga melanjutkan kuliah di Fisip D-3 jurusan Perpajakan, Universitas Jember. Bunga sempat bekerja di kantor Bea Cukai di Bali. Saat di Bali inilah Bunga berkenalan dengan Marco Kunert, yang kemudian menikah dengannya.

Setelah menikah, Bunga mengikuti suami ke Jerman. Selain ikut mengurusi bisnis properti, Bunga mengembangkan bakatnya sebagai penyanyi sekaligus pengarang lagu dengan bantuan Stefan Gabler, musisi asli Jerman.

Lagu pertama dari Bunga adalah " Only one night " (versi inggris) dan " Satu malam " (versi Indonesia) yang terbit di tahun 2013. 

http://www.facebook.com/BungaGermany 
@bunga_music

Sumber :
koran Jawa Pos
http://musique.streaming-video-gratuit.fr
http://bungagermany.buzznet.com
http://bungagermany.wordpress.com

Monday, December 16, 2013

Bayu Gatra


Bayu Gatra Sanggiawan (lahir 12 November 1991; umur 22 tahun) adalah pemain sepak bola asal Indonesia. Pada saat ini ia bermain untuk tim Persisam Putra Samarinda di Liga Super Indonesia. Ia juga bermain untuk tim Persisam Putra Samarinda U-21, dimana ia berada di tim cadangan dengan menghasilkan 4 gol selama dua musim.

Pemain bernomor punggung 23 ini memiliki kecepatan dalam dribbling dan sering membuka peluang untuk pemain pemain lainnya di Persisam Samarinda untuk mencetak gol ke lawan lawannya, dia adalah salah satu jebolan Persisam U-21 dan Tim Kalimantan Timur di PON XVIII 2012 di Riau.

Nama lengkap Bayu Gatra Sanggiawan
Tanggal lahir 12 November 1991 (umur 22)
Tempat lahir Jember, Indonesia
Tinggi 1.60 m (5 ft 3 in)
Posisi bermain Penyerang, Pemain sayap

Bayu Gatra adalah pesepakbola Indonesia yang tampil memukau bersama Persisam Putra Samarinda. Bayu dikenal sebagai pesepakbola dengan skill dan kecepatana diatas rata-rata.

Di gelaran Indonesia Super League musim 2012/13, Bayu mencetak 4 gol bagi Perisam Putra Samarinda. Pemilik nama lengkap Bayu Gatra Sanggiawan ini, lahir di Jember, pada 12 November 1991. Ingin mengetahui lebih jauh mengenai sosok pesepakbola mungil ini? Langsung saja kita simak profil singkat dari Bayu Gatra.

Nama Lengkap   : Bayu Gatra Sanggiawan
Nama Panggilan : Bayu Gatra
Tempat/Tanggal lahir : Jember/12 November 1991
Umur : 21 tahun
Kebangsaan : Indonesia
Tinggi : 160 cm
Posisi bermain : Sayap, Gelandang
Klub saat ini  : Persisam Putra Samarinda
No Punggung : 23

Nama Bayu Gatra saat ini menjadi bahan perbincangan, itu semua tak lepas dari permainan impresifnya bersama Persisam Putra Samarinda di sepanjang musim. Karena penampilan konsistennya di level Klub, Bayu Gatra kerap dipanggil untuk membela Timnas Indonesia. Baru-baru ini, dirinya tergabung dalam Skuad Timnas U-23, di ajang ISG (Islamic Solidarity Games) 2013.

Seperti yang kita ketahui, di ajang tersebut, Timnas Indonesia U-23 hanya meraih Perak setelah kalah 2-1 atas Timnas Maroko di partai puncak.

Bayu Gatra juga sempat bermain untuk PSSI U-17 yang akan dikirim ke Uruguay. Namun dirinya batal berangkat Uruguay, karena faktor usia dan cedera lutut yang di deritanya.

Bayu Gatra pernah tergabung dalam skuad PON Kaltim, dan sukses mempersembahkan Juara PON XVIII 2012, yang berlangsung di Riau. Memang pemain berpostur 160cm ini, memilik talenta yang luar biasa. Dalama ajang pra musim, Bayu Gatra berhasil membawa Persisam menjadi runner-up Inter Island Cup, setelah kalah adu penalti melawan Sriwijaya FC partai puncak.

Perlu kita ketahui, sebelum bermain untuk Persisam Putra Samarinda, Bayu Gatra pernah membela Persid Jember di tahun 2005 hingga 2007, kemudian hijrah ke Persekabpas Pasuruan pada tahun 2007 hingga 2010.

Nah, di tahun 2010 lah dirinya menjadi bagian dari Persisam Samarinda. Sebelum bermain bersama tim senior, Bayu Gatra sempat menghabiskan waktu 1 tahun bermain untuk Persisam U-21.

Sumber :
http://id.wikipedia.org
http://aswshare.blogspot.com
http://sbobetindonesia.net

Saturday, November 23, 2013

Universitas Jember


Berasal dari gagasan  dr. R. Achmad dengan R. Th. Soengedi dan R. M. Soerachman menjadi cikal bakal Universitas Jember dengan mendirikan perguruan tinggi di Jember. 

Untuk mewujudkan cita-cita tersebut pada tanggal 1 April 1957, ketiganya membentuk panitia yang diberi nama Panitia Triumviraat dengan komposisi Ketua dr. R. Achmad; Penulis R. Th. Soengedi, dan Bendahara R. M. Soerachman.

Selanjutnya Panitia Triumviraat ini pada tanggal 5 Oktober 1957 membentuk yayasan dengan nama Yayasan Universitas Tawang Alun (disahkan dengan Akta Notaris tanggal 8 Maret 1958 Nomor 13 di Jember). Yayasan Universitas Tawang Alun inilah yang kemudian mendirikan universitas swasta di Jember dengan nama Universitas Tawang Alun yang kemudian disingkat UNITA. Dalam perjalanannya, ketiga tokoh tersebut mendapatkan dukungan penuh Bupati Jember saat itu, R. Soedjarwo.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP No. 151 Tahun 1964 tanggal 9 Nopember 1964, tentang didirikannya Universitas Negeri di Jember. Usaha tanpa kenal lelah sejak tahun 1957 itu akhirnya berhasil menjadi kenyataan, Universitas Negeri Djember berdiri !

Pada awal berdirinya pada tahun 1964, Universitas Negeri Djember yang disingkat UNED, memiliki lima fakultas, terdiri dari Fakultas Hukum di Jember, dengan cabangnya di Banyuwangi, Fakultas Sosial dan Politik dan Fakultas Pertanian di Jember, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Sastra di Banyuwangi. Dengan rektor pertama dijabat oleh dr. R. Achmad.

Kepemimpinan dr. R. Achmad dilanjutkan oleh Letkol. Soedi Harjohoedojo (1967-1969), Letkol. Soetardjo, SH (1969-1978) dan Kol. Drs. H. R. Warsito (1978-1986). Baru semenjak tahun 1986, rektor Universitas Jember dijabat oleh sivitas akademika-nya sendiri, yakni oleh Prof. Dr. Simanhadi Widyaprakosa (1986-1995), Prof. Dr. Kabul Santoso, MS (1995-2003), Dr. Ir. T. Sutikto, MSc (2003-2011) dan Drs. Moh. Hasan, Msc Ph.D (2012 sampai sekarang). 

Didirikan 4 November 1957
Jenis Perguruan tinggi negeri
Rektor Dr. Ir. Tarsicius Sutikto, M.Sc.
Lokasi Jember, Indonesia

Status: Negeri
Alamat : Jl. Kalimantan II/24, Kampus Bumi Tegal Boto, Jember 68121, Jawa Timur 
Telepon : (0331) 330224, 336870, 337422, 339029 
Faks. : (0331) 339029, 337422
Website: www.unej.ac.id 
Rektor: Dr.Ir. T. Sutikto, M.Sc 
Masa jabatan :2003-2007

Profil
Jenjang pendidikan: D2, D3, S1, Pascasarjana 
Jumlah mahasiswa: 17.729 (S1 : 12.472, Diploma: 4652, S2: 605); 2004/2005: 18.179 (S1: 12.859, Diploma: 4.818, S2: 502) 
Jumlah lulusan: 2.654 (S1: 1.613, Diploma: 863, S2: 88); 2003/2004: 3.461 (S1: 1.874, Diploma: 1.367, S2: 220) 
Jumlah pendaftar, 2003/2004: 21.792 
(SPMB: 15.215, PMDK: 2.237, Lokal: 4.340);
2003/2004: 19.735 (SPMB: 14.608, PMDK: 1.937, Lokal: 3.190) 
Jumlah mahasiswa diterima, 2003/2004: 4.414 (S1: 2.628, Diploma: 1.619, S2: 167); 
2004/2005: 3.966 (SPMB: 1.651, PMDK: 620, Lokal: 1.695)
Jumlah alumni: 41.618; 2004: 45.986
Ikatan alumni: Keluarga Alumni Universitas Jember (KAUJE) 
Jumlah dosen tetap: 868 (S1: 314, S2: 484, S3: 70, Profesor: 21); 2004: 909 (S1: 300, S2: 525, S3: 84, Profesor: 19)
Luas kampus: 940.839 m2

Universitas Jember (Unej) tengah menyiapkan empat program studi baru. Keempat program studi baru itu adalah Program Studi Teknik Pertambangan, Teknik Industri Pertanian, Teknik Informatika, dan Teknik Lingkungan.

Tujuan pembukaan empat program studi baru itu, untuk mendukung program Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia atau MP3EI yang merupakan rujukan pembangunan ekonomi Indonesia. 

Lulusan keempat program studi baru itu diharapkan menjadi sumber daya yang kompeten untuk mendukung MP3EI, terutama di Indonesia bagian timur. Sebagai salah satu perguruan tinggi di Jawa Timur, Unej mengemban tugas dan peran untuk menyediakan sumber daya manusia sesuai koridor ekonomi yang dituju dan potensi daerah. 


Sumber :
http://www.tempo.co
http://www.unej.ac.id
http://www.kampus-info.com

Saturday, November 16, 2013

Suwar-suwir


Suwar-suwir menjadi oleh-oleh bagi wisatawan yang datang ke Jember.
Oleh-oleh ini dibuat dari bahan tape, gula, dan tepung, kemudian dijemur matahari supaya kering dan tahan lama. Adonannya seperti dodol, tetapi dengan struktur lebih padat. Hanya, saat digigit begitu lembut dan lumer di lidah.

Rasanya legit, manis, bercampur kecut. Selintas seperti sedang mencicipi tape. Manisnya pun tak terlalu menggigit. Bentuknya kotak-kotak kecil memanjang menyerupai kotak balok mini. Warna pun beraneka, mulai dari hijau, coklat, putih, hingga merah.
Makanan ini memang hanya untuk camilan. Cocok untuk minum teh sambil santai menonton televisi atau mengobrol bersama teman. Makanannya tidak mengenyangkan karena besarnya hanya seukuran jempol orang dewasa.

Penjual oleh-oleh di Kota Jember terpusat di Jalan Raya Gajahmada. Ada beberapa pilihan toko, antara lain Toko Sumber Madu dan Toko Slamet. Toko yang paling ramai pengunjungnya dan lengkap jenisnya adalah Toko Primadona di dekat Pasar Tanjung, Jember.
Kota Jember dinamakan juga kota tape karena semua makanan oleh-olehnya dari bahan tape singkong. Oleh-oleh lain Kota Jember adalah prol tape yaitu sejenis cake rasa tape, ada pula tape orisinal yang ditaruh di kemasan besek, dodol tape, dan tape ketan.

Pembuatan suwar suwir aroma sejak th 1999 tidak lagi menggunakan cara cara manual tapi sudah menggunakan tehnologi tepat guna inilah yang membuat suwar suwir AROMA berbeda dengan yang lain.

Suwar-suwir, makanan tradisional Kabupaten Jember, Jawa Timur, layak menjadi ikon ketahanan ekonomi pada sektor pangan di kota tersebut. 

Pemerintah memiliki program one village, one product. Satu desa satu produk, yang berbasis potensi lokal. Suwar-suwir adalah salah satunya.

Sejumlah pengusaha mengembangkan suwar-suwir ini. Ini merupakan usaha alternatif untuk memperkuat ekonomis berbasis pertanian.Kendati warga bisa berwirausaha secara mandiri, pemerintah perlu membantu. Setidaknya pemerintah setempat memperbaiki infrastruktur untuk pengembangan areal tanaman ubi kayu yang jadi bahan dasar suwar-suwir.

Pemerintah perlu menumbuhkan kepercayaan kepada perbankan untuk semakin gencar membiayai perekonomian sektor usaha ini. Tanpa suntikan tambahan modal dari lembaga keuangan perbankan, sulit bagi bisnis suwar-suwir berkembang.

Suwar-suwir perlu mendapat perhatian, karena ini ciri khas Jember. Suwar-suwir harus dikembangkan dan dimodifikasi lebih luar biasa dan perlu ada inovasi.


Sumber :
http://travel.kompas.com
http://makanankhasjember.blogspot.com
http://beritajatim.com

Friday, November 1, 2013

Messi Indonesia Bertujuan Tinggi

(FIFA.com) Kamis 31 Oktober 2013



Bagi banyak orang, Indonesia , ditempatkan 162 di FIFA / Coca Cola Peringkat Dunia, mungkin memiliki sedikit kesamaan dengan juara dunia dua kali Argentina pada sepakbola istilah. Tapi, seperti Argentina, Indonesia memiliki rekam jejak untuk memproduksi bintang luar biasa berukuran.

Andy Ramang dan Bambang Pamungkas , adalah beberapa nama yang telah mempesona penonton di seluruh Asia, bahkan dunia, memukau dan keterampilan luhur meskipun perawakan fisik mereka kecil.

Dan baru-baru ini bintang baru sedang digembar-gemborkan di negara Asia Tenggara. Andik Vermansyah, 21 tahun, dengan tinggi 163cm, telah terkesan begitu banyak dalam peran menyerangnya untuk klub dan negara bahwa ia telah disamakan dengan Argentina dan bintang Barcelona Lionel Messi, maka referensi untuk 'Indonesia Messi' di pers lokal adalah hal yang lumrah.

"Aku tidak tahu bagaimana nama panggilan saya muncul," sebuah Vermansyah sederhana kepada FIFA.com baru selama persidangan dengan klub Jepang Ventforet Kofu. "Tapi jujur ​​itu menempatkan banyak tekanan pada saya. Saya bukan Messi, Messi adalah pemain hebat. Saya masih harus bekerja lebih keras dan melakukan yang terbaik untuk menjadi pemain sepak bola yang lebih baik. "

Beckham memuji 
Karena itu, Vermansyah tidak berarti kurang keyakinan diri. Sebaliknya, ia jelas apa yang dia mampu, setelah melihat karir bermain tujuh tahun sejauh ini menghasilkan sederet prestasi yang patut ditiru.

Berasal dari Jember, Jawa Timur, Vermansyah mulai dengan skuad muda Persebaya pada tahun 2005. Tidak butuh waktu lama remaja ini untuk muncul dalam kompetisi lokal, ketika ia mengarahkan timnya untuk gelar Liga dua tahun kemudian.

Pada usia 17 ia lulus ke tim utama Persebaya, dengan siapa ia mencetak selusin gol selama 47 penampilan-tidak terlalu buruk sebuah rekor bagi pemain muda-dan-pendatang baru.

Saat ini saya hanya berpikir untuk menjadi pemain sepakbola yang baik, pemain yang konsisten.

Andik Vermansyah
"Kekuatan utama saya adalah kecepatan saya, akselerasi saya di kecepatan dan dribbling," aku pemain kecil, yang telah menjadi favorit penggemar karena kelincahan, kecepatan dan kelihaian.

Bahkan David Beckham adalah di antara mereka memuji bakatnya. Setelah persahabatan antara Indonesia All-bintang dan Los Angeles Galaxy pada November 2011, di mana mantan kapten Inggris bertanding melawan Vermansyah, Beckham bertukar kaus dengan anak itu.

Setelah pertandingan Beckham mengambil waktu untuk berbicara dan mengucapkan selamat kepada anak muda pada penampilannya. "Hal ini mendorong banyak berita dan laporan media. Alhamdulillah, setelah pertemuan ini saya menjadi semakin populer dan tentu saja kata-kata Beckham sangat mendorong kepercayaan diri saya."

Ambisi segar 
Tahun itu melihat dia direkrut oleh Indonesia U-21. Dan ia segera membuat dampak di turnamen internasional di Brunei pada tahun 2012, mencetak lima kali sebagai junior Indonesia runner-up dalam sepuluh tim Hassanal Bolkiah Trophy kampanye.

Ia melanjutkan kemajuannya sesudahnya, produktif nya panggilan-up oleh tim senior nasional tahun yang sama. Dia meledak di 2012 AFF Suzuki Cup, jaring pemenang pertandingan melawan juara akhirnya Singapura meskipun Indonesia gagal lolos dari fase grup.

Ia tiba di Jepang awal bulan ini untuk percobaan dengan Ventforet. "Saya berharap untuk pindah ke J.League, meskipun itu tergantung pada Allah, dan manajer Ventforet untuk memutuskan apakah saya akan ditandatangani," lanjutnya. "Ini adalah klub besar dan saya merasa disambut di sini. Tingkat permainan ini cukup tinggi di Jepang, permainan ketat dan kecepatan lebih cepat. Dan Anda tidak diperbolehkan banyak ruang untuk menggiring bola di sini seperti di Indonesia . Saya percaya saya akan membuat kemajuan besar jika saya bermain di sini. "

Ditanya apakah ia memiliki ambisi melampaui duo legendaris Ramang dan Pamungkas, dan menjadi baru Indonesia pahlawan, dia hanya menjawab: "Ini bukan tujuan saya sekarang Saat ini saya hanya berpikir untuk menjadi pemain sepakbola yang baik, pemain yang konsisten. . Saya harap saya bisa menjadi pemain yang baik untuk jangka panjang seperti mereka. "


Indonesian Messi aims high

(FIFA.com) Thursday 31 October 2013
 Print Email my friend Share
For many, Indonesia, placed 162 in the FIFA/Coca Cola World Ranking, may have little in common with two-time world champions Argentina in footballing terms. But, like Argentina, Indonesia have a track-record for producing prodigious pint-sized stars.

Andy Ramang and Bambang Pamungkas, to name a few, have dazzled audiences across Asia, even the world, through mesmerising runs and sublime skills despite their small physical stature.

And recently a new star is being heralded in the south-east Asian country. 21-year-old Andik Vermansyah, with a height of 163cm, has impressed so much in his attacking role for both club and country that he has been likened to Argentina and Barcelona star Lionel Messi, hence references to the 'Indonesian Messi' in the local press is commonplace.

"I have no idea how my nickname came about," a modest Vermansyah told FIFA.com recently during his trial with Japanese club Ventforet Kofu. “But to be honest it put a lot of pressure on me. I am not Messi, Messi is a great player. I still need to work harder and do my utmost to become a better footballer."

Beckham praises 
Having said that, Vermansyah is by no means lacking in self-belief. Conversely, he is clear what he is capable of, having seen his seven-year playing career so far yield a series of enviable achievements.

Hailing from Jember, East Java, Vermansyah started with the youth squad of Persebaya in 2005. It didn't take the teenager too long to emerge in the local competition, when he steered his side to regional Youth League title two years later.

At the age of 17 he graduated to Persebaya's first team, with whom he scored a dozen goals during 47 appearances-not too bad a record for a young up-and-comer.

At the moment I am just thinking of becoming a good footballer, a consistent performer.
Andik Vermansyah
"My major strengths are my speed, my acceleration in pace and dribbling," admitted the diminutive player, who has become a fan favourite due to his agility, pace and shrewdness.

Even David Beckham is among those lauding his talents. After a friendly between Indonesian All-stars and Los Angeles Galaxy in November 2011, during which the former England captain competed against Vermansyah, Beckham swapped jerseys with the youngster.

After the game Beckham took time out to talk and congratulate the youngster on his performance. "This prompted a great deal of news and reports by media. Thank God, after this meeting I became even more popular and of course Beckham's words greatly boosted my confidence."

Fresh ambitions 
That year saw him recruited by the Indonesia U-21 side. And he immediately made an impact in an international tournament in Brunei in 2012, scoring five times as Indonesian juniors finished runners-up in the ten-team Hassanal Bolkiah Trophy campaign.

He continued his progress thereafter, earning his call-up by the national senior side the same year. He exploded in the 2012 AFF Suzuki Cup, netting the match-winner against eventual champions Singapore although Indonesia failed to progress beyond the group phase.

He arrived in Japan earlier this month for a trial with Ventforet. "I am hoping to move to the J.League, although it depends on God, and the Ventforet manager to decide if I will be signed," he continued. “This is a great club and I feel welcomed here. The level of the game is quite high in Japan, the game is tight and the pace faster. And you are not allowed much space to dribble here as in Indonesia. I believe I will make great progress if I play here."

Asked if he has ambitions of surpassing the legendary duo of Ramang and Pamungkas, and becoming the new Indonesia hero, he simply answered: "This is not my goal now. At the moment I am just thinking of becoming a good footballer, a consistent performer. I hope I can be a good player for a long period like them."

http://www.fifa.com/worldfootball/clubfootball/news/newsid=2209835.html

Tuesday, October 8, 2013

Profil Paulo Sitanggang, Pemain Timnas U-19 2013


Satu diantara 20 nama yang memperkuat Garuda Muda adalah Paulo Oktavianus Sitanggang. Pria berdarah batak ini merupakan gelandang yang cukup banyak berkontribusi dalam membawa Indonesia ke final Piala AFF U-19 2013.

Kecintaan Paulo terhadap olahraga si kulit bundar sudah terlihat sejak kecil. Mengetahui memiliki minat yang tinggi, pria kelahiran 17 Oktober 1995 tersebut pun dimasukkan orangtuanya ke sekolah sepak bola di SSB Kurnia Medan. Tidak lama setelah itu, ia memutuskan untuk berlatih di SSB yang dipimpin ayahnya sendiri yakni di Surya Putra Mariendal Medan.

Pada 2011, Paulo mengikuti seleksi All Star Team Challenge yang digelar oleh AC Milan Junior Camp. Hasilnya, ia masuk ke dalam daftar 18 pesepakbola muda yang dibawa ke San Siro, Milan.

Meski dinyatakan lolos, ia gagal ke Negeri Italia karena mengalami cedera jelang dikirim. Tempatnya akhirnya terpaksa diganti oleh Maulid, wakil dari Balikpapan.

Paulo tidak patah arang. Ia terus berlatih. Bahkan untuk menggapai cita-cita menjadi pesepakbola profesional di luar negeri, saat kelas 2 SMA, ia meninggalkan kota asal dan merantau ke Jember, Jawa Timur. Di kota ini, ia bergabung bersama Jember United.

Ketika ada seleksi tim nasional U-19 beberapa bulan lalu, Paulo pun ikut serta. Indra Sjafrie selaku kepala pelatih ternyata memasukkan namanya sebagai salah satu dari 20 pemain yang dibawa ke turnamen AFF U-19 2013.

Menurut Indra Sjafri, Paulo Sitanggang merupakan pemain bertalenta. Namun, ia melihat anak asuhnya itu perlu semakin matang agar bisa bersaing di level lebih tinggi.

Jalan Paulo Oktavianus Sitanggang menuju sebagai pemain sepak bola profesional masih panjang. Tetapi, kita harus percaya dengan ketekunan berlatih dan kerendahan hati ia bisa mewujudkan impiannya itu.

Sumber : http://www.jawaban.com

Tuesday, October 1, 2013

Obat Nyamuk Formulasi Go Green Dari Polije

Jul 16th, 2013


Dr. Yossi Wibisono, S.TP, MP ketika mendemonstrasikan tatacara pembuatan obat nyamuk formulasi Go Green d Laboratorium Analisis Polije

Teknologi Aman, Mudah dan Murah Memberantas Nyamuk

Jember- Salah satu dampak musim hujan adalah banyaknya genangan air yang kalau tidak diwaspadai, akan menjadi media berkembang biaknya nyamuk. Politeknik Negeri Jember (Polije) sebagai pusat pengembangan teknologi terapan (campus of applied science) telah banyak memunculkan teknologi tepat guna yang manfaatnya telah banyak dirasakan oleh masyarakat.
Salah satunya adalah obat nyamuk formulasi go green. Pada umumnya masyarakat menggunakan obat nyamuk bakar atau semprot yang disamping harganya relatif menguras kantong juga menghasilkan asap atau bau yang cukup mengganggu.

 Menurut Dr. Yossi Wibisono, S.TP, MP peneliti bidang Teknologi Pangan, bahan dan tatacara pembuatan obat nyamuk formulasi go green sangatlah sederhana. “Bahannya tediri dari 200 ml air, 50 gram gula merah, 1 gram ragi roti dan botol plastik bekas kemasan air mineral yang ukuran 1,5 liter” papar Yossi Wibisono. menurutnya tahapan pembuatannya dimulai dengan memotong botol plastik menjadi 2 bagian, campurkan gula merah dengan air panas dan biarkan sampai dingin. Selanjutnya dituangkan ke potongan botol plastik bagian bawah dan ditambahkan  ragi, yang akan menghasilkan karbondioksida (CO2). Kemudian masukkan potongan botol plastik bagian atas dengan posisi terbalik seperti corong serta selanjutnya dibungkus dengan plastik warna hitam dan siap dipergunakan. Penempatannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan, bisa di pojok kamar tidur, ruang keluarga atau dimanapun diperlukan.

Menurut Yossi Wibisono yang juga Dosen Program Studi Teknologi Industri Pangan, pada prinsipnya nyamuk mengginggit manusia karena manusia bernafas dan mengeluarkan CO2. Selanjutnya hasil fermentasi larutan gula merah dan ragi roti disamping menghasilkan CO2 juga menghasilkan asam yang merangsang nyamuk atau serangga lain untuk masuk ke corong tempat obat nyamuk tersebut. “Dibungkusnya botol plastik tempat obat nyamuk tersebut dengan plastik warna hitam, karena nyamuk sangat menyukai kegelapan atau hitam”, tambah Yossi Wibisono.

Pemberantasan nyamuk yang paling aman, efektif, efisien dan ramah lingkungan adalah dengan memutus mata rantai siklus perkembangan biakannya. Metode dimaksud yang biasa dikenal masyarakat dengan 3 M, menguras secara berkala tempat penampungan air, menutup tempat apapun yang berpotensi dapat air merembes serta mengubur barang apapun yang dapat menjadi tempat bertelurnya nyamuk. Dengan penemuan obat nyamuk yang sederhana, irit, efektif dan ramah lingkungan ini agar mudah dipahami dan dilaksanakan oleh masyarakat. “penemuan formula ini sengaja tidak dipatenkan dengan tujuan untuk mengedukasi dan pemberdayaan dan agar mudah dipraktekkan oleh masyarakat. Dan terbukti 100% lebih efektif dibanding pestisida berbahaya dan masa aktif formulasi ini selama 2 minggu” imbuhnya.

Formula ini sudah banyak dicoba dan berhasil oleh sebagian sivitas akademik Polije, masyarakat dan keluarga dari mahasiswa Akademik Komunitas di Nganjuk, Sidoarjo dan Temanggung.(sus/sal)

Sumber : http://www.jemberpost.com

Ultah Perdana, Paguyuban Tosanaji Nusabarong, Gelar Pameran Benda Pusaka


25-Feb-13 17:19 WIB  
Reporter : Sunarto

Berbagai koleksi benda bersejarah peninggalan leluhur pada abad ke 11 sampai 16 masehi, seperti pusaka keris dan berbagai bentuk patung seperti leak dipamerkan.(narto/wj.com)Berbagai koleksi benda bersejarah peninggalan leluhur pada abad ke 11 sampai 16 masehi, seperti pusaka keris dan berbagai bentuk patung seperti leak dipamerkan.(narto/wj.com)wartajember.com – Berpegang teguh pada komitmenya, untuk melestarikan berbagai benda pusaka termasuk keris, agar tidak semakin terkikis dengan budaya modern seperti saat ini, puluhan orang dari beberapa paguyuban pecinta dan penggiat benda pusaka peninggalan leluhur dari berbagai kota di Jawa Timur dan Bali, mengelar pameran pusaka keris di Kecamatan Puger, Jember, Minggu, (24/2/2013).

Benda-benda pusaka peninggalan jaman kerajaan seperti massa Kerajaan Mataram, Majapahit, Singosari, Pajajaran, Demak dan benda pusaka lainya dari sejumlah kerajaan dipenjuru tanah air dipamerkan dalam rangkaian acara peringatan ulang tahun pertama Paguyuban Tosanaji Nusabarong Jember.

Paguyuban Tosanaji Nusabarong sendiri merupakan kumpulan atau sekelompok orang pecinta dan penggeliat benda pusaka di Jember. “Paguyupan ini, sengaja dibentuk untuk melestarikan benda-benda pusaka peninggalan para leluhur agar tidak semakin terkikis dengan budaya modern,” kata Slamet Junaedi, ketua Paguyuban Tosanaji Nusobarong Jember disela acara tersebut.

Dikatakan juga, benda-benda pusaka seperti keris, kujang, rencong, badek dan lainnya sudah masuk daftar seni Budaya Indonesia yang diakui Badan Dunia Unesco. “Itu harus dilestarikan karena sudah menjadi bagian dari kekayaan budaya yang telah menjadi jati diri bangsa Indonesia,” imbuhnya.

Diharapkan, dengan digelarnya pameran benda pusaka dan patung dari berbagai jaman kerajaan ini, diharapkan dapat memberikan wawasan kepada generasi muda agar lebih mengenal dan mencintai karya seni budaya warisan nenek moyang serta ikut melestarikannnya agar tidak mudah diklaim oleh negera lain.

Pameran benda pusaka dan patung gelaran Paguyuban Tosanaji Nusobarong Jember ini mendapat aresasi positif dari para pecinta seni. Terbukti, sejumlah paguyupan pecinta dan penggiat benda pusaka dari berbagai kota di Jawa Timur dan Bali, nampak antusian mengikutinya.

Tak hanya datang, mereka turut serta memamerkan koleksi benda bersejarah peninggalan leluhur pada abad ke 11 sampai 16 masehi, seperti pusaka keris dan berbagai bentuk patung leak.

Slamet Junaedi, ketuaPaguyuban Tosanaji Nusobarong Jember juga menjelaskan, acara pameran benda pusaka sekaligus ulang tahun Paguyuban Tosanaji Nusabarong. Pemotongan tumpeng sebagai bentuk rasa syukur terhadap sang pencipta pun mewarnai acara tersebut.

Sumber : http://www.wartajember.com

Instruksi Dahlan Iskan dan Laju Gendis PTPN XI, Antara PG Semboro dan PG Djatiroto


Posted by beritajember on Dec 24, 2012
Oleh : Mahrus Sholih

Jember – Beberapa waktu lalu, saat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, berkunjung ke PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI Pabrik Gula (PG) Kanigoro, Blitar menyatakan, bahwa seluruh PG yang merupakan unit usaha PTPN XI harus bisa merebut kepercayaan para petani tebu.

Mantan Dirut PLN itu mengatakan, perbaikan manajemen dan jaminan rendemen minimal menjadi kata kunci dalam resepnya untuk mendongkrak kepercayaan petani tebu.

“Itu menjadi target tahun ini. Dengan adanya kepercayaan antara pengelola pabrik gula dengan petani tebu, maka hubungan yang ada antara keduanya adalah hubungan saling memerlukan,” ujar Dahlan, Mei 2012 yang lalu.

Dahlan merilis, pada tahun 2011 dari 52 PG milik BUMN, sebanyak 50 persennya atau sekitar 22 PG dalam keadaan jelek atau bermasalah. Dari 22 PG yang bermasalah 16 PG diantaranya berada di bawah PTPN XI. Bahkan tiga di antaranya menjadi pasien UKP4 pimpinan Kuntoro Mangkusubroto. Namun tahun 2012 ini delapan pabrik di lingkungan PTPN XI sudah masuk prestasi papan atas. Lantas, UKP4 langsung mencabut status pasien di tiga pabrik gula tersebut.

“Intinya, semua harus disiplin,” ujar Andi Punoko Dirut PTPN XI menjawab pertanyaan mengapa PTPN XI bisa bangkit serentak seperti itu. “Disiplin tanam, disiplin bibit, disiplin pupuk, disiplin tebang, disiplin angkut, disiplin pemeliharaan, dan disiplin pengoperasian pabrik,” katanya, sebagai mana ditulis oleh Dahlan di surat kabar Jawa Pos.

Dengan demikian tahun ini petani tebu mendapatkan hasil yang sangat baik. Di PTPN XI saja ada uang sebesar Rp 150 miliar yang dulunya jatuh ke pihak ketiga, sekarang jatuh langsung ke petani tebu. Belum lagi rendemen yang naik dan harga gula yang bagus. Maka, PTPN XI yang tahun lalu rugi Rp 150 miliar tahun ini laba di atas Rp 100 miliar.

Karena itu, Dahlan menegaskan tahun depan tidak boleh lagi pabrik gula meminjam dana dari pihak ketiga dengan cara seperti mengijonkan gulanya. Menurutnya, Bank-bank BUMN sanggup menyediakan dana talangan itu.

Laju Produksi Pasca Penghapusan Profit Sharing,
Dari 60% Petani Tebu 40% Investor, Menjadi 100% Petani 0% Investor.

Penerapan sistem bagi hasil (Profit Sharing) didasarkan pada surat Menteri Pertanian yang ditujukan pada Menteri Perdagangan No.245/PD.320M/5/2011 pada tanggal 5 Mei 2011. Surat tersebut menjelaskan bahwa profit sharing bagian petani minimal sebesar 60%. Lantas surat itu mendapat jawaban dari Menteri Perdangan dengan No. Surat 729/M-DAG/5/2011 tanggal 6/05/2011, yang isinya setuju dengan usulan Mentan. Akhirnya, PTPN XI menetapkan profit sharing 60% petani : 40% investor dan harus diikuti petani.

Untuk mengamankan kebijakan tersebut, PG dibawah PTPN XI mengedarkan surat pernyataan kepada petani dibawah binaan PG untuk menyetujui besaran profit sharing. Celakanya, jika ketentuan itu tidak dikikuti, maka tebu petani tidak boleh digiling di PG-PG wilayah PTPN XI.

Sebagai ilustrasi, lahan petani tebu yang ada 50 ribu hektar dengan rata-rata hasil gula petani bersih 4 ton per Ha. Jika dalam satu kali musim tanam dengan harga gula talangan Rp. 7000/kg serta harga lelang Rp. 8250/kg , maka terdapat selisih Rp. 1250/kg atau Rp. 1.250.000 per ton, jadi Investor yang bekerjasama dengan PTPN XI akan menikmati Rp. 100 milyar dalam sekali musim. Dengan rincian 1,250 jt/ton x 4 ton/Ha x 50 ribu Ha.

Padahal, dana yang mesti dijamin investor adalah Rp. 1,4 trilyun dengan estimasi 4 ton x 50 Ha x Rp. 7000 untuk seluruh masa giling (selama 6 bulan). Dalam satu periode masa giling dibutuhkan dana segar sampai rata-rata 10 kali.

Jadi investor hanya cukup menyediakan dana segar sebesar Rp. 140 milyar yang diputar selama sepuluh kali. Dengan begitu, hitungannya investor menikmati 71 % yakni 100M/140M x 100 % dalam waktu 6 bulan. Ini hasil yang lebih tinggi dari tingkat suku bunga bank dimanapun, baik Indonesia bahkan di dunia.

Hasil yang besar inilah yang membuat investor tetap mempertahankan posisinya untuk bermain di dunia pergulaan selama beberapa tahun dengan membangun aliansi dengan pengurus asosiasi petani dan oknum direksi.

Dampaknya, sejumlah petani enggan mengirimkan tebu mereka ke PG PTPN XI. Yang mengakibatkan PG kalang kabut dan merugi.

Namun pasca dihapusnya sistem profit sharing, keadaan tersebut berubah total. Para petani kembali mengirimkan tebu mereka ke PG PTPN XI. Hasilnya, PTPN XI akhirnya dapat melampaui target produksi gula yang ditetapkan dalam RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan), pencapaian target produksi gula PTPN XI sudah terjadi pada 17 November 2012. Saat itu produksi gula mencapai angka 402.501,8 ton. Melampaui target RKAP sebesar 401.339 ton.

Berdasarkan RKAP tahun 2012, PTPN XI menargetkan produksi tebu sebesar 5.194.000 ton dan produksi gula total Gula 401.339 ton. Realisasi hingga 22 November tercatat jumlah produksi tebu sebanyak 5.227.000 ton realisasi produksi gula total sudah mencapai 404.918 ton. Dari total produksi sementara itu, 213.970 ton di antaranya merupakan gula milik PTPN XI. (sumber : surya online)

Langkah PTPN XI itu disambut baik oleh kalangan petani. Ketua Paguyuban Petani Tebu Rakyat Indonesia ( PPTRI) Jember M.Ali Fikri, menilai kebijakan PTPN XI terkait penghapusan sistem Profit Sharing tersebut, merupakan langkah maju bagi kesejahteraan petani tebu di Kabupaten Jember.

Dengan kesepakatan dihapusnya profit sharing dan jaminan rendemen tebu minimal 7% oleh pihak pabrik, dipastikan akan mendongkrak dan mengairahkan kembali minat petani tebu yang hampir 6 tahun ini melesu.
“Dengan kebijakan sebelumnya para petani sangat tertindas karena banyak sekali nilai tambah petani yang lari ke investor, namun dengan kebijakan 0% oleh pihak pabrik maka saya yakin tuntutan kami selama 6 tahun ini telah terpenuhi” ungkap Fikri, beberapa waktu lalu.

Akselerasi Layanan Pencairan Dana Sharing.

Akselerasi PG PTPN XI tidak hanya pada tingkatan kebijakan manajerial dan produksi. Dalam hal teknis pencairan dana sharing pun juga terjadi lompatan yang signifikan. Setidaknya hal tersebut terlihat di dua PG PTPN XI, yakni PG Semboro, Jember dan PG Djatiroto, Lumajang. Senin siang (17/12) kemarin, hari pertama pencairan dana tambahan hasil lelang gula dan tetes (dana sharing) di PG Semboro mendapat respons positif dari petani tebu.

Meski sempat terjadi kendala komunikasi antara pihak PG Semboro dan Bank Rakyat Indonesia, yang berdampak terhadap teknis pencairan. Namun secara subtansial, perubahan pola pencairan dari tunai ke rekening adalah langkah maju yang diambil oleh PG.

Founding Officer BRI Jember, Yogi mengatakan, pihaknya saat ini melayani sekitar 2085 petani tebu. Sedangkan uang yang disediakan BRI berkisar antara 55 Milyar. “saat ini kami melayani dengan dua cara, yakni pengambilan tunai dan lewat rekening,” tuturnya, saat ditemui di gedung Poras Semboro Jember Jawa Timur, Rabu (19/12).

Menurutnya, bagi petani tebu yang mengambil dana sharing dengan menggunakan rekening, maka petani mendapatkan kemudahan-kemudahan layanan, diantaranya kemudahan akses layanan jasa keuangan seperti Kredit Ketahan Pangan dan Energi (KKPE) serta Kresit Usaha Rakyat (KUR),

“Bagi petani yang mengambil dengan rekening, kami menyediakan buku rekening khusus dengan stempel yang menandakan bahwa nasabah tersebut adalah petani PG Semboro,” terangnya.

Sementara hal yang sama juga terjadi di PG Djatiroto, Lumajang. Founding Officer BRI Lumajang, Ana menuturkan, sejak dibuka Juma’at (21/12) kemarin, unit layanan khusus petani tebu PG Djatiroto telah melayani sekitar seratusan petani dari jumlah keseluruhan 991 petani tebu, “saat dibuka kemarin (Jum’at-red) kami melayani kurang lebih seratusan petani, sedangkan untuk hari ini (Sabtu, 22/12) kami belum bisa melihat berapa jumlah petani yang hadir,” paparnya.

Untuk hari pertama BRI Lumajang telah menggelontorkan sekitar 1,6 Milyar dari 38 Milyar yang disediakan oleh pihak bank. Berbeda dari PG Semboro yang melalui tunai dan rekening, di PG Djatiroto semuanya disediakan dalam bentuk Cek, tidak dalam bentuk tunai. Namun, sebagaimana halnya petani tebu PG Semboro, jika petani tebu PG Djatiroto membuka rekening BRI, mereka juga mendapatkan layanan yang sama untuk akses kredit dari BRI.

Testimoni Petani Tebu Pasca Dihapusnya Profit Sharing

Pasca dihapusnya profit sharing yang didukung dengan capaian target PG PTPN XI, wajah petani tebu semakin ceria. Kegembiraan ini tercermin dari raut wajah petani tebu usai menerima buku rekening Bank BRI di gedung Pemuda dan Olahraga (Poras) PG Semboro, Jember, Jawa Timur, yang dimulai sejak Senin 17 Desember dan diakhiri 21 Desember 2012.

Kini, pendapatan petani meningkat tajam. Bahkan ada petani yang pendapatannya naik sampai mencapai 450%. Wawan misalnya, petani tebu asal Tegalwangi, Umbulsari ini merasa kaget dan hampir tidak percaya dengan besarnya dana sharing yang ia terima. Sebelumnya dari lahan 3 petak, dirinya hanya mendapatkan dana sharing 1 juta, sekarang dapat 4,5 juta rupiah.

“Baru kali ini mas, saya mendapatkan hasil yang sangat memuaskan, Pokoknya petani se Indonesia Raya joyo (petani tebu seluruh Indonesia raya berjaya_red) semua mas,” ungkap Wawan dengan raut muka bahagia.

Hal senada juga disampaikan Erik, petani dari Kecamatan Tanggul ini mengaku, keuntungannya berlipat-lipat. Ia mencontohkan, dari lahan 1 hektar sebelum dihapusnya profit sharing, Erik mengaku hanya sedikit sekali keuntungan yang ia terima. Bahkan saat harga gula anjlok dan rendemen rendah, dirinya bisa merugi. Namun saat ini, paska dihapusnya profit sharing, Erik mendapat untung hingga mencapai 27 juta/ha.

“Saya sangat senang dengan dihapusnya profit sharing ini. Saya berharap kebijakan ini tetap dipertahankan, sehingga petani tebu kedepan semankin sejahtera,” harapnya.

Sumber : http://www.beritajember.com

Saturday, September 28, 2013

Gerak Jalan Tajemtra (Tanggul Jember Tradisional)


Dulu bisa dikatakan hampir setiap kecamatan-kecamatan di Jember mempunyai gerak jalan tradisionalnya sendiri-sendiri. Ada gerak jalan Gubatra (Gumelar - Balung Tradisional). Ada gerak jalan dengan nama unik yaitu Gambangsuling alias Gambirono - Bangsalsari - Sukorejo Keliling. Lalu ada pula gerak jalan yang bernama Watam yang menempuh rute dari pantai wisata Watu Ulo dan berakhir di alun-alun Ambulu. Namun sungguh sayang, gerak jalan tradisional tersebut kini nampaknya telah punah karena jaman.

Gerak jalan yang memiliki kepanjangan Tanggul Jember tradisional ini diadakan sejak tahun 1977. Pesertanya terdiri dari berbagai elemen, mulai dari anak-anak, kaum muda hingga orang tua, mulai dari pelajar hingga pegawai kantoran. Peserta Tajemtra dikategorikan dalam 4 kelompok nomor lomba diantaranya beregu umum putra/putri, beregu pelajar putra/putri, perorangan putra usia 45 tahun keatas dan perorangan putri usia 40 tahun keatas.

Gerak jalan tajemtra atau Tanggul Jember tradisional merupakan even tahunan Kabupaten Jember. Tajemtra berasal dari kata Tanggul dan Jember. Tanggul itu kecamatan yang berada di sisi Barat Jember Kota, kota kecamatan yang ramai dan memiliki alun-alun di pusat kota. Jarak tanggul dan jember berkisar kurang lebih 30 km. Walaupun jaraknya jauh, peserta tetap antusias dalam mengikuti tajemtra.

Tajemtra adalah kegiatan gerak jalan tahunan yang dilaksanakan oleh Pemkab Jember untuk memperingati hari kemerdekaan. Tajemtra selain sudah menjadi budaya di Jember, hadiah yang diberikan oleh panitiapun tidak kecil. Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia Jember, Kamil Gunawan mengatakan bahwa total hadiah yang diperebutkan sebesar 100juta dan piala Mahmudi Cup. Mahmudi adalah nama seorang peserta gerak jalan yang meninggal pada tahun 70an, digunakan nama piala untuk mengenang semangatnya.

Tahun 2013 ini sebanyak 14.715 orang tercatat mengikuti gerak jalan Tanggul Jember Tradisional (Tajemtra), Sabtu (28/9/2013). Gerak jalan tahunan itu dimulai dari Alun-Alun Kecamatan Tanggul dan berakhir di titik nol Jember yakni Alun-Alun Jember.
Jarak yang ditempuh peserta sepanjang 33 kilometer. Acara itu dibuka oleh Bupati Jember MZA Djalal pukul 14.00 WIB.

Gerak jalan itu setiap tahun memang menyedot ribuan peserta. Pesertanya selalu di atas 10 ribu orang. Karena namanya gerak jalan, tidak ada kostum pakem dalam acara itu.
Sebagian besar peserta memilih kostum olahraga seperti kaus dan celana kaus. Namun ada beberapa yang menghias diri se-heboh mungkin.

Ada peserta yang memakai pakaian adat dan membawa ogoh-ogoh, ada juga yang berdandan ala kerbau, ada juga yang bergaya ala punk.

Peserta yang tak kurang dari 15 ribu orang setiap tahunnya ini diberangkatkan secara bergantian mulai jam 13.30 hingga Pukul 17.00 dari alun-alun Tanggul. Biasanya peserta sampai di garis finish mulai dari jam 22.00.

Tajemtra pun memiliki beberapa pos peristirahatan, biasanya Pos peristirahatan ini di gunakan peserta untuk Ishoma. Pos-pos ini terletatak di beberapa kecamatan sepanjang rute perjalanan, ada dua pos utama yang digunakan untuk melakukan pendataan ulang yaitu pos I di Kecamatan Bangsalsari dan pos II di Kecamatan Rambipuji. Selain pos utama, pihak panitia juga menyiapkan 300 pos lainnya.

Jalan propinsi yang menghubungkan Surabaya, Lumajang, Jember, Banyuwangi di tutup total secara bertahap. 


Sumber : 
http://surabaya.tribunnews.com
http://www.essip.us
http://www.jelajahbudaya.com

Saturday, September 14, 2013

Jember United FC


Tepat saat peringatan hari bersejarah, 10 November 2010: Jember United Football Club berdiri. Klub ini diorientasikan menjadi klub profesional tanpa topangan dana APBD.

Jember United ditangani langsung oleh Sirajuddin, Sekretaris Umum Pengurus PSSI Cabang Jember. 

Nama Jember United dipilih karena mudah diingat. Dengan nama 'United', klub ini bisa menjadi ikon baru di Jember. United artinya bersatu, jadi tujuannya adalah menyatukan seluruh komponen sepakbola di Jember. 

Tujuan tidak menggunakan nama Persatuan Sepakbola Indonesia Djember (Persid) adalah agar tidak terjadi miskomunikasi dengan pengurus Persid.

Soal pendanaan Jember United tak akan bergantung pada APBD.

Sumber : beritajatim.com

Friday, September 6, 2013

Pawai Cikar di Watu Ulo


Pengunjung Pantai Watu Ulo Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu mendapat suguhan pawai cikar atau pegon di H+7 Lebaran, Kamis (15/8/2013).

84 Cikar dari Kecamatan Ambulu dan Wuluhan berarakan dari Balai Desa Sumberejo menuju Pantai Watu Ulo. Setiba di pantai Laut Selatan, peserta pawai menggelar tikar kemudian menyantap ketupat bersama seluruh keluarga.

Cikar dipercantik sejumlah ornamen. Ada yang memakai janur, ada juga yang dihias memakai sejumlah payung khas Bali. "Pokoknya dipercantik. Sejak pagi, usai subuh kami sudah bersiap," ujar Slamet, pemilik cikar dari Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu.

“Kali ini pengikutnya berkurang karena persiapannya yang begitu mendadak, membuat sosialisasi kurang,” kata Sutiyono, anggota Paguyuban Cikar Margo Rukun, Sumberejo, Ambulu.

Sumber : http://surabaya.tribunnews.com

Wednesday, August 14, 2013

Jember Fashion Carnaval 2013


Hari Senin, tanggal 12 Agustus 2013, ada kegiatan istimewa. Siang ini mulai pukul 12.00 ada penilaian kostum untuk acara Jember Fashion Carnaval 2013. Bertempat di studio Dynand Faris yang berlokasi di Perumahan Gunung Batu, Jember.

Ini semua demi persiapan yang matang sebelum menggelar JFC International Event 2013, yang akan digelar pada 20-25 Agustus 2013 mendatang. Karena kota Jember, akan menjadi pusat perhatian dunia. 

Dimana nantinya sebanyak 2066 photografer baik dari media elektronik dan cetak, baik lokal maupun internasional akan hadir dan sudah teregistrasi akan datang.





Info lebih lengkap silahkan klik jemberfashioncarnaval.com



Thursday, August 1, 2013

Jadwal Acara Berkunjung Jember 2013

Berikut adalah panduan bagi yang mau mudik dan tidak mau ketinggalan Acara Berkunjung Jember 2013 



Sumber : cintajember.com/ 

Friday, July 26, 2013

Pembangunan Masjid Jamik Lama Jember Di Masa Hindia Belanda

Masjid Jamik Lama Jember

(Y. Setiyo Hadi). Keterangan tentang Pembangunan Masjid Jamik di Kota Jember di masa Hindia Belanda berasal dari berita surat kabar (koran) Soerabaiasch Handelsblad, Dinsdag-28 April 1936 yang bertajukkan “Djember Nieuwe Moskes”. Selanjutnya adalah terjemahan deri berita koran tersebut berkaitan dengan Pembangunan Masjid Jamik di Kota Jember.

DJEMBER

Masjid Baru

Masjid Utama (Masjid Jamik) Jember, berada sisi barat dari aloon-aloon, sudut jalan utama, menghiasi, dibangun pada tahun 1894, pada masa Patih Djember yang meninggal sebagai Bupati Banyuwangi, Raden Pandji Koesoemonegoro.

Segera setelah datangnya Bupati Djember, R.T. Notohadinegoro, tahun 1928, menyatakan bahwa “keblat”, arah dalam beribadat / shalat, arah ke Mekkah dilihat dari Jember, yang di masjid dianggap salah / tidak tepat (penyimpangannya sekitar 24 derajat).

Setelah kedatangan Bupati muncul pemikiran yang istiqomah tentang pembangunan mesjid baru; bagaimanapun pembangunan ini memerlukan biaya yang besar; kemudian pada tahun 1932 dengan dianggarkan f 30.000., yang dianggap terlalu besar.

Akhir tahun 1935 Bupati menugaskan untuk menyusun anggaran; karena obyek lokasi masjid yang mengalami penyimpangan arah ke Mekkah (kiblat) maka dipertimbangkan sebagai berikut:

1e. kayu yang ada di masjid banyak yang busuk, sehingga pembangunan oleh Direktur Kerja Kabupaten ditolak dan

2e. harga bahan bangunan mulai menurun

Kemudian anggaran yang diajukan f.15.000., berdasarkan analisa ekonomi beberapa anggaran masjid dipangkas.

Dan mulai awal Maret 1936, oleh Patih Djember, sebagai ketua Komisi Masjid (dengan mengikutsertakan Wedono Kota, para penghoeloe dan dua orang pribumi asli), di Kantor Masjid diadakan Koempoelan Para Oelama.

Pertemuan ini memutuskan Pembangunan Masjid Baru berdasarkan ketentuan “kitab” (juga berkaitan dengan permasalahan “keblat”) dengan kantor arsitektor Soegarda di Jember. Ketika pelaksanaan / tender, pelaksanaan pembangunan. Tatkala pelaksanaan, pembangunan berada dalam  control dan pengendalian Komite Masjid dan Direktur Kerja Kabupaten, yang juga disebut Bouwk. Kerja yang berdedikasi.

Masjid lama diratakan dengan tanah: batu pertama diletakkan pada tanggal 22 Maret; gedung baru harus selesai sesuai kontrak dalam jangka waktu 6 (enam) bulan setelah tanggal pertama ditandatangani, berkat banyak dukungan dari banyak kalangan, diantaranya dari pihak Landbouw Mij. “Oud-Djember” (LMOD) yang dapat disebutkan di sini – nampaknya pada bulan Agustus masjid baru dapat diresmikan.

Beberapa rincian konstruksi bangunan baru yang harus diketahui: Masjid Baru tinggi 20 Meter (yang lama tingginya 12 meter) dan mempunyai ruang berdoa sepanjang 900 M (yang lama kurang 400 m).

Bersangkutan dengan gaya, gabungan / kombinasi dari yang lama dan model yang baru, yaitu: bagian depann (sisi aloon-aloon) sampai Kantor disebut dengan MOZES-STIJL (Gaya Musa), bagian samping (sisi utara, ruang utama) dalam DUDOK-STIJL (Gaya Dudok). Menara akan berjumlah 4, atau 5.

Masjid Baru, menjadi sebuah permata yang nyata bagi suatu kota, diduga yang pertama di Jawa, yang akan dibangun seperti ini.

Akhirnya, perlu ditekankan pentingnya gerakan, sampai selesainya pojok timur utara dari wilayah masjid, dimana kubah yang besar tempat diletakkannya “bedoek”.

(Penerjemah Y. Setiyo Hadi)

Sumber : http://kencongnews.com/

Masa Lalu Wilayah Kabupaten Jember Pada Abad Ke-18 Masehi

01 Perumahan karyawan Wates Jember 1900 KITLV

(Y. Setiyo Hadi)

“Ruang Gelap”

Periode abad ke-18 M (tahun 1700 sampai 1799 Masehi) dianggap sebagai “ruang gelap” dalam sejarah / masa lalu bagi wilayah yang sekarang disebut Kabupaten Jember. Kabupaten Jember sebagai kota bersamaan dengan didirikannya perkebunan oleh George Birnie pada tahun 1859, demikian pandangan pada umumya.

Periode berdirinya perkebunan tersebut, sebenarnya, merupakan hasil dari “proses sejarah” yang terjadi pada periode sebelumnya, yaitu periode abad ke-18 M (antara tahun 1700 sampai 1799). Bagi sejarawan Jember belum banyak (untuk tidak mengadakan tidak ada sama sekali) yang mendeskripsikan dan menulis periode ini bagi sejarah wilayah Kabupaten Jember.

Hal yang menjadi penghalang, alasan sejarawan untuk tidak untuk tidak mengungkapkan periode “ruang gelap” ini adalah sumber yang terbatas. Kendala utama dalam bahasa, karena “ruang gelap” ini banyak berasal dari sumber-sumber tertulis dalam bahasa Beland. Hal yang penting sekali adalah niat dan kemauan untuk “menerangi ruang gelap” tersebut sehingga menjadi terang dan jelas isi dari ruangan periode antara tahun tahun 1700 – 1799 Masehi (Abad Ke-18 Masehi).



Jember Bagian dari Blambangan Barat = Poeger

Dari catatan J. Hageman Jzc memperlihatkan pembagian wilayah di Jawa Bagian Timur pada tahun 1770 dibagi menjadi 31 regenten (setingkat kabupaten). Bagian Ujung Timur Jawa (Java Oosthoek) sendiri terdapat dua wilayah, yaitu Oost Blambangan (Banjoewangi) / Blambangan Timur dan West Blambangan (Blambangan Barat).

Informasi di atas terdapat dalam catatan J. Hageman JCz dalam artikel “Geschied- En Aardrijkskundig Overzigt van Java Op Het Einde Der Achttiende Eeuw” yang dimuat dalam Tijdschrift voor Indische Taal-, Land En Volkenkunde, (Batavia, Lange & Co., 1860) halaman 261 – 334). Keterangan Hageman menjelas West Blambangan atau Blambangan Barat terdiri dari Lamadjang dan Banger (Probolinggo), Djember dan Adirogo, Pradjekan, Sentong, dan Sabrang (hal. 165).

Berdasarkan keterangan C.J. Bosch, bahwa tahun 1757 Regentchap Poeger meliputi wilaah Poeger, Djember, Sentong dan Pradjekan. Keterangan ini diperoleh dari tulisan C.J. Bosch yang berjudul “Aanteekeningen Over De Afdeeling Bondowoso (Residentie Bezoeki)” dalam Tijdschrift voor Indische Taal-, Land En Volkenkunde, (Batavia, Lange & Co., 1857), hal 469 – 494.

Selanjut setelah tahun 1757 M akibat skandal politi terjadi kekosongan kekuasan yang mengakibatkan wilayah-wilayah Poeger, Djember, Sentong dan Pradjekan memisahkan diri masing-masing. Kemudian masing-masing wilayah ini menjadi distrik yang terpisah yang dipimpin oleh seorang bekel di masing-masing wilayah tersebut. Dan setiap bekel di Poeger, Djember, Sentong dan Pradjekan membawahi beberapa koewoe (kepala desa).

Keterangan di atas memperlihatkan bahwa nama Djember telah ada pada tahun 1757 Masehi. Sejak kapan dan bagaimana asal usul nama Djember masih diperdebatkan oleh banyak kalangan. (Y. Setiyo Hadi, 26072013)

Sumber : http://kencongnews.com/

Tuesday, July 23, 2013

Patrol, Keceriaan Musik Rakyat

Sumber : http://surabaya.tribunnews.com




Keceriaan musik rakyat. Itulah yang tergambar dalam alunan musik Patrol. Setidaknya itu terlihat dalam setiap penampilan grup musik Patrol yang mengikuti Karnaval Musik Patrol XIII yang digelar UKM Kesenian Universitas Jember, Sabtu (20/7/2013) malam.

Para penabuh Patrol berdandan sesuai kesepakatan dalam grup. Ada yang berdanan ala Madura, Jawa, memakai kostum kaos merah putih, juga ada yang memakai lurik orang Jawa, juga ada yang hanya memakai kaos seragam grup Patrol.

Selain kostum penabuhnya, tengok juga dandanan seperangkat alat musik patrol mereka. Patrol memang hanya terdiri dari sejumlah kentongan kayu aneka ukuran. Masing-masing kentongan mempunyai nama yakni Kenthir, Kenthar, Ting-Tung, Gendang, Remo, juga kentongan yang berfungsi sebagai bas, juga tamborin ditambah Seruling. Inilah beda antara Patrol Jember dan Madura. Kalau Patrol Madura memakai saronen, sementara Jember memakai seruling.

Namun beberapa grup memilih menambah alat musiknya dengan rebana. Kolaborasi yang makin menambah rancak musik patrol yang sudah rancak. Seperangkat alat musik patrol itu biasanya diusung memakai alat untuk bisa ditarik, sambil penabuhnya berjalan kaki. 'Kendaraan' patrol itulah yang dihias sedemikian rupa. Alat musik Patrol milik Putra Cempaka misalnya dicat bergambar bendera Inggris.

Sementara Areka dari Kecamatan Semboro menghias 'kendaraan' patrol mereka memakai janur seperti orang punya hajat kawinan. Sedangkan Zhaller dari Jalan Gajah Mada Kecamatan Kaliwates memilih menghias kendaraan mereka memakai jerami padi yang sudah mengering, ditambah lagi atapnya juga memakai rumbia dan bertiang bambu.

"Pokoknya kami menghias sebagus dan seindah mungkin," ujar Azisanto dari Areka.
Dan ketika mereka beraksi, keceriaan-lah yang mendominasi. Musik rancak patrol mengiringi lagu yang wajib mereka dendangkan dalam karnaval, selain lagu bebas.
Berjoget, bergoyang juga menari, itulah yang dilakukan para penabuh patrol sembari mereka mengolah suara dari kentongan yang terbuat dari kayu nangka itu.

"Itulah cara kelompok ini beregenerasi. Tahun kemarin, yang main yang tua-tua, sekarang dipilih anak-anak, karena mereka sudah mampu," ujar Neli, sang penyanyi Zhaller.

Kepada Surya, Roza mengaku sebagai pecinta Patrol. Ia bersekolah di sebuah SD Negeri di Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi. Tetapi setiap hari Sabut - Minggu, ia pulang ke rumah neneknya di Jalan Gajah Mada dan berlatih bersama grup Zhaller. Sudah setahun terakhir, ia diberi amanat menabuh Kenthir.

"Apa kamu bisa?' tanya Surya.

"Nanti mbak lihat sendiri saja. Saya ini kan pecinta Patrol," ujarnya berdiplomasi sambil tersenyum. Dan memang, Roza tidak kesulitan memadukan alat musiknya bersama alat musik lain di kelompok itu, tentu saja sambil riang gembira berjoget.

Patrol, merupakan musik tradisional yang sudah mengakar di akar rumput. Musik rakyat. Musik yang lebih sering terdengar di bulan Ramadan, ketika menjelang waktu sahur.
Di Jember, musik Patrol cukup dikenal. Sejumlah kelompok musik patrol beberapa kali mengisi acara, seperti ketika ada pejabat datang, atau mengisi acara Agustusan. Sanggar tari Sotalisa, Jember menggunakan musik patrol sebagai pengiring setiap tarian yang ditarikan penari di sanggar tersebut.

Related Posts