Tuesday, July 23, 2013

Patrol, Keceriaan Musik Rakyat

Sumber : http://surabaya.tribunnews.com




Keceriaan musik rakyat. Itulah yang tergambar dalam alunan musik Patrol. Setidaknya itu terlihat dalam setiap penampilan grup musik Patrol yang mengikuti Karnaval Musik Patrol XIII yang digelar UKM Kesenian Universitas Jember, Sabtu (20/7/2013) malam.

Para penabuh Patrol berdandan sesuai kesepakatan dalam grup. Ada yang berdanan ala Madura, Jawa, memakai kostum kaos merah putih, juga ada yang memakai lurik orang Jawa, juga ada yang hanya memakai kaos seragam grup Patrol.

Selain kostum penabuhnya, tengok juga dandanan seperangkat alat musik patrol mereka. Patrol memang hanya terdiri dari sejumlah kentongan kayu aneka ukuran. Masing-masing kentongan mempunyai nama yakni Kenthir, Kenthar, Ting-Tung, Gendang, Remo, juga kentongan yang berfungsi sebagai bas, juga tamborin ditambah Seruling. Inilah beda antara Patrol Jember dan Madura. Kalau Patrol Madura memakai saronen, sementara Jember memakai seruling.

Namun beberapa grup memilih menambah alat musiknya dengan rebana. Kolaborasi yang makin menambah rancak musik patrol yang sudah rancak. Seperangkat alat musik patrol itu biasanya diusung memakai alat untuk bisa ditarik, sambil penabuhnya berjalan kaki. 'Kendaraan' patrol itulah yang dihias sedemikian rupa. Alat musik Patrol milik Putra Cempaka misalnya dicat bergambar bendera Inggris.

Sementara Areka dari Kecamatan Semboro menghias 'kendaraan' patrol mereka memakai janur seperti orang punya hajat kawinan. Sedangkan Zhaller dari Jalan Gajah Mada Kecamatan Kaliwates memilih menghias kendaraan mereka memakai jerami padi yang sudah mengering, ditambah lagi atapnya juga memakai rumbia dan bertiang bambu.

"Pokoknya kami menghias sebagus dan seindah mungkin," ujar Azisanto dari Areka.
Dan ketika mereka beraksi, keceriaan-lah yang mendominasi. Musik rancak patrol mengiringi lagu yang wajib mereka dendangkan dalam karnaval, selain lagu bebas.
Berjoget, bergoyang juga menari, itulah yang dilakukan para penabuh patrol sembari mereka mengolah suara dari kentongan yang terbuat dari kayu nangka itu.

"Itulah cara kelompok ini beregenerasi. Tahun kemarin, yang main yang tua-tua, sekarang dipilih anak-anak, karena mereka sudah mampu," ujar Neli, sang penyanyi Zhaller.

Kepada Surya, Roza mengaku sebagai pecinta Patrol. Ia bersekolah di sebuah SD Negeri di Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi. Tetapi setiap hari Sabut - Minggu, ia pulang ke rumah neneknya di Jalan Gajah Mada dan berlatih bersama grup Zhaller. Sudah setahun terakhir, ia diberi amanat menabuh Kenthir.

"Apa kamu bisa?' tanya Surya.

"Nanti mbak lihat sendiri saja. Saya ini kan pecinta Patrol," ujarnya berdiplomasi sambil tersenyum. Dan memang, Roza tidak kesulitan memadukan alat musiknya bersama alat musik lain di kelompok itu, tentu saja sambil riang gembira berjoget.

Patrol, merupakan musik tradisional yang sudah mengakar di akar rumput. Musik rakyat. Musik yang lebih sering terdengar di bulan Ramadan, ketika menjelang waktu sahur.
Di Jember, musik Patrol cukup dikenal. Sejumlah kelompok musik patrol beberapa kali mengisi acara, seperti ketika ada pejabat datang, atau mengisi acara Agustusan. Sanggar tari Sotalisa, Jember menggunakan musik patrol sebagai pengiring setiap tarian yang ditarikan penari di sanggar tersebut.

No comments:

Post a Comment

Related Posts